RUSEWOOD 2

RUSEWOOD 2Ide bisnis bisa datang dari mana saja. Berkat ketekunannya bermain papan seluncur (skateboard), membuat I Gede Adhi Jaya Purwata bisa membiayai hidupnya sendiri.

Kegemaran bermain skateboard dimulai sejak 2003. Ia pun mengetahui seluk beluk bisnis papan seluncur itu. Lambat laut, ia juga mengetahui ada peluang bermain di papan seluncur mini yang disebut fingerboard.

Jika skateboard mengandalkan kemampuan kaki, fingerboard menggunakan keterampilan jari untuk memainkannya. Tahun 2008, ia dikenalkan dengan teman yang terampil bermain fingerboard. Meski telah mengetahui fingerboard sebelumnya, Adhi tak langsung tertarik.

Fingerboard dulu kebanyakan terbuat dari plastik, kurang menarik. Waktu teman sesama pemain skateboard membawa papan seluncur dari kayu, saya langsung tertarik,” katanya.

Papan seluncur mini banyak ditemui sebagai barang impor. Agar lebih nasionalis, Adhi membuat kreasi membuat papan seluncur mini yang lebih lokal. Ia pun berusaha mencari tahu seluk beluk fingerboard.

Lulusan S1 Komunikasi IISIP Jakarta ini mulai memproduksi fingerboard yang diberi nama Rusewood tahun 2009, selepas menamatkan kuliahnya. Adhi mengakui, modal awal membuat fingerboard tak besar. “Mungkin kurang dari sejuta rupiah,” ujarnya.

Ia hanya membeli kayu jenis veneer seharga Rp 40 ribu dengan ukuran 20 cm x 1,5 m, mesin amplas Rp 400 ribu, dan alat pres seharga Rp 200 ribu. Modal kecil dan keuntungan menjanjikan menjadi awal bagi Adhi meyakini bisnis ini.

Namun hasil produksi awalnya jauh dari kata sempurna dan layak jual. Adhi membagikan fingerboard produksi awal kepada teman yang mengenalkannya. Temannya menilai fingerboard produksi Adhi banyak kekurangan dari berbagai aspek. “Setelah mengetahui semua kekurangannya, saya mulai belajar membuat lagi yang lebih rapi dan layak,” katanya.

Seminggu Adhi mengubah semua bahan hingga desain fingerboard. Ia memang ingin produknya layak dan dinikmati kalangan pecinta fingerboard mulai dari ukuran, bentuk, hingga jenis kayu diganti.

Ia masih ingat fingerboard buatan hasil rombakan pertamanya justru dibeli dari anak sekolah menengah pertama (SMP). Saat itu menjadi momen tak terlupakan bagi Adhi karena untuk pertama kalinya ia produksi fingerboard untuk dikomersilkan. “Saat itu dijual seharga Rp 90 ribu hanya untuk papan saja. Padahal modal per papan hanya Rp 10 ribu,” katanya.

Kini Adhi menjual papan seluncur mini seharga Rp 200 ribu. Untuk full set, ia menawarkan seharga Rp 500 ribu. Setiap bulannya, papan seluncur mini yang disebut Rusewood mampu memproduksi 60 papan fingerboard dengan desain berbeda.

Saat ini, usaha yang bermodal tak sampai Rp 1 juta ini mampu memberikan penghasilan menjanjikan bagi Adhi. Meski enggan menyebutkan nominalnya, ia menyebutkan pendapatannya sekitar 2-3 kali lipat pegawai kantoran. “Ini bisa menjadi ajang pembuktian diri bila saya mampu menghasilkan uang dari apa yang saya suka,” katanya.

ADHI

Sempat Cekcok dengan Orang Tua

Orang tua mana pun tentu menginginkan anaknya hidup sejahtera, bahkan melebihi apa yang sudah dicapai orang tua. Begitu pula yang terjadi pada Adhi.

Selepas kuliah, ayahnya menawarkan Adhi menjadi pegawai kantor di salah satu perusahaan besar di bidang pertambangan. Namun Adhi malah menolak tawaran tersebut. Padahal gaji di perusahaan pertambangan tentu tinggi dan karirnya bisa melesat.

Tapi Adhi telah memilih jalur hidup sesuai keinginan hatinya. Baginya, ia tak mau menjalani hidup dengan keterpaksaan orang lain. Ia ingin menjalani hidup dengan apa yang ia suka asal tidak menghalalkan berbagai cara dan tidak mengganggu orang lain.

“Alasan saya tidak mau bekerja di kantor atau bekerja dengan orang adalah saya tidak akan diharuskan bangun pagi untuk beraktivitas. Saya justru bisa bekerja kapan saja, di mana saja dan bahkan 24 jam pun akan saya jalani. Saya memang bercita-cita menjadi bos dari hobi yang saya senangi,” katanya.

Kecewa dengan penolakan Adhi, hubungan ayah dan anak ini sempat renggang hampir setahun. Lulusan Fakultas Komunikasi ini berniat menunjukkan pada sang ayah bahwa hobi yang ditekuni dapat membiayai kebutuhan hidupnya. Ia akan fokus membangun bisnis Rusewood tersebut dengan kerja keras.

“Selama skateboard masih ada, fingerboard juga akan tetap ada. Saya yakin bisnis ini semakin berkembang ke depan,” katanya.

 

 

Nama : I Gede Adhi Jaya Purwata

Tempat tanggal lahir : Jakarta, 13 Juni 1985

Pendidikan : S1 Komunikasi IISIP Jakarta

Hobi : Skateboard dan Fingerboard

Email : rusewood@yahoo.com

 

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *