Profil

Tekan Ketimpangan Kekayaan, Ajarkan Anak Melek Keuangan

Eh tahu nggak sih kalau rasio gini Indonesia makin melebar? Rasio gini ini menunjukkan tingkat ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Yang kaya makin kaya. Yang miskin tambah miskin. Bahkan angka terakhir, rasio gini Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 lalu.

Oh ya, rasio gini digunakan untuk mengukur ketimpangan pengeluaran masyarakat.  Semakin tinggi koefisien gini, semakin tinggi pula ketimpangan di suatu wilayah.

Kemiskinan anak-anak di perkotaan

Rasio Gini Indonesia Terkini

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2023, rasio gini Indonesia mencapai 0,388 poin. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan pencapaian pada September 2022 sebesar 0,381 poin dan 0,384 poin pada Maret 2022.

Bahkan kenaikan rasio gini pada Maret 2023 ini lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi COVID-2019. Saat itu rasio gini Indonesia pada September 2019 mencapai 0,380 poin.

Tingkat rasio gini Indonesia yang masih tinggi ini mekin jauh dari target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024. Saat itu, Presiden Joko Widodo menargetkan rasio gini saat menghabiskan masa jabatan dua periodenya dengan rasio gini mencapai 0,374 poin.

Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan, penyeban peningkatan rasio gini Indonesia karena pertumbuhan ekonomi pada lapisan masyarakat belum merata. Jika pengeluaran penduduk dikelompokkan menjadi 3 bagian, kelompok kelas atas 20%, kelas menengah 40% dan kelas menengah-bawah 40%.

Namun peningkatan pengeluaran (pertumbuhan ekonomi) hanya terjadi pada masyarakat kelas atas. Sementara kelas menengah-bawah justru melambat.

Kemiskinan Menurun Tapi Masih Tinggi

Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan masyarakat Indonesia pada Maret 2023 turun 0,21% poin terhadap September 2022 menjadi 9,36%. Saat ini jumlah masyarakat miskin di Indonesia mencapai 25,9 juta orang.

Yang bikin miris lagi, penurunan angka kemiskinan terjadi saat garis kemiskinan meningkat 2,78% dibandingkan September 2022. Per Maret 2023, garis kemiskinan naik dari Rp 535.000 menjadi Rp 550.458. Peningkatan garis kemiskinan di wilayah perkotaan terpantau lebih tinggi dibandingkan wilayah perdesaan.

Kemiskinan di perkotaan

Tingkat kemiskinan pada Maret 2023 juga lebih tinggi dibandingkan pada September 2022 atau sesaat sebelum pandemi COVID-2019. Saat itu, pandemi COVID-19 baru terjadi di China pada Desember 2019 dan masuk Indonesia pada Maret 2020.

Yang menjadi masalah, penurunan angka kemiskinan tidak dibarengi dengan penurunan rasio gini seperti yang telah dijelaskan di atas. Hal ini menunjukkan tingkat ketimpangan masyarakat Indonesia makin melebar.

Belajar Dari Masyarakat China

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah mengatakan, perekonomian Indonesia saat ini tengah dikuasai China. Hal itu menandakan banyak pengusaha China yang sukses berkarier dan meniti bisnisnya di Indonesia.

Dalam daftar orang terkaya di Indonesia versi Forbes terbaru, sekitar 8 dari 10 orang kaya di Indonesia tersebut berketurunan China. Etos kerja mereka patut kita pelajari sehingga akan menekan tingkat ketimpangan antara si kaya dan si miskin di Indonesia.

Peneliti Harvard Business Review John Kao mengatakan, masyarakat keturunan China atau etnis Tionghoa banyak menjadi pengusaha. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di dunia di mana etnis Tionghoa bermigrasi lalu bermukim di sana.

Menurut John Kao, tradisi Konfusianisme memiliki pengaruh kuat dalam bisnis yang mereka jalani. Sebagian besar pengusaha keturunan Tionghoa berpegang teguh pada salah satu pepatah Tiongkok kuno, “Lebik baik menjadi kepala ayam daripada menjadi ekor sapi besar.”

Di era saat ini, pepatah itu kurang lebih berarti bahwa mereka lebih memilih menjadi bos di bisnis milik sendiri meskipun skalanya kecil, daripada menjadi bawahan di sebuah perusahaan besar. 

Ajarkan anak melek keuangan

Ajarkan Anak Jadi Bos

Rasulullah SAW pernah mengatakan, “Hendaklah kalian berdagang karena berdagang merupakan sembilan dari sepuluh pintu rezeki.”

“Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabrani dan selainnya, dari Ibnu ‘Umar, Rafi’ bin Khudaij, Abu Burdah bin Niyar dan selainnya).

Kalian pasti pernah mendengar hadist tersebut bukan? Sepertinya, pepatah “Tuntutlah ilmu hingga ke Negeri China” benar adanya. Masyarakat China yang terkenal sejak zaman dulu memang suka berdagang atau berbisnis. Sehingga tak diragukan lagi, mereka mendominasi jajaran orang terkaya di masing-masing negara di dunia.

Hal ini juga mengilhami Sri Irdayati yang membuka pelatihan bisnis bagi anak usia dini. Perempuan yang akrab disapa Irda ini membuka kelas bisnis secara gratis untuk anak usia sekolah dasar (SD).

Sri Irdayati penerima apresiasi SATU Indonesia Awards

Bagi Irda, mendidik anak sejak dini dengan pelatihan bisnis akan mengajarkan mereka tentang dunia usaha sekaligus manajemen. Sehingga anak usia dini ini akan memiliki mental kuat untuk berwirausaha sejak dini. Harapannya, bisa mencetak miliarder baru yang akan membantu perekonomian diri sendiri, keluarga, masyarakat sekitar hingga negara. Minimal, mereka bisa nenjadi bos bagi bisnisnya sendiri.

Kelas Gratis Pelatihan Bisnis

Kelas gratis pelatihan bisnis yang dimulai Sri Irdayati ini memang cukup sederhana. Bermula dari rumah kontrakannya, ia mengajarkan pelatihan bisnis secara sederhana bagi anak SD di sekitarnya.

Lulusan Sarjana Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Jawa Tengah tersebut bahkan tidak menyangka bisa membuka kelas gratis pelatihan bisnis. 

Perempuan kelahiran Pemangkat, Kalimantan Barat tersebut memulai kelas gratis pelatihan bisnis di rumah kontrakannya di Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Bahkan kontrakannya pun sangat sederhana.

Bahkan kontrakannya ini bergantian dengan ruangan yang disewa suami, Dedi Purwanto. Kebetulan sang suami menjadi pengajar kursus Bahasa Inggris di rumah kontrakan tersebut.

Suasana kelas gratis pelatihan bisnis dari Sri Irdayati

Irda mendapat inspirasi kelas bisnis ini sekaligus terobsesi mencetak wirausahawan sejak dini hanya dari tontonan film Richie Rich. Film yang menceritakan bocah kaya raya putra miliarder Amerika Serikat.

Namun Irda tak ingin muluk-muluk seperti Richie Rich. Bagaimana pun, Richie Rich kaya berkat warisan orangtuanya. Hal ini akan berbeda kondisi bagi setiap orang yang ingin memulai wirausaha tanpa bekingan orangtua.

Seperti yang sutradara Ernest Prakasa bilang, “Ada banyak orang sukses yang berbagi inspirasi (cara menjadi kaya), tapi lupa menceritakan peranan harta dan koneksi orangtua di dalam perjalanan bisnis mereka.”

Kelas Neraca Keuangan Sederhana

Perempuan yang lahir pada 6 Juli 1985 tersebut memulai kelas gratis pelatihan bisnis hanya dari tujuh anak. Mereka rata-rata berusia 7-12 tahun atau usia rata-rata anak sekolah dasar.

Irda mengajarkan membuat manik-manik hingga berbentuk perhiasan sederhana seperti gelang dan kalung. Manik-manik inilah yang akan dijual sehingga menghasilkan cuan.

Manik-manik untuk gelang dan kalung

Tak hanya itu, Irda juga mengajarkan anak-anak sekolah dasar ini berbelanja manik-manik yang akan dijadikan gelang dan kalung tersebut. Anak-anak ini dibekali dengan modal tertentu untuk berbelanja sehingga bisa menerapkan ilmu berhitung sederhana yang dipelajari di sekolahnya.

Sesampainya di rumah kontrakan, Irda juga mengajarkan anak-anak tersebut neraca keuangan sederhana. Mulai dari modal usaha, pemasukan, pengeluaran, hingga saldo akhirnya.

Tak lupa, Irda mengajarkan anak-anak dengan cara menghitung laba usaha. Mulai dari penghitungan modal, beban usaha, margin profit, hingga pencatatan laba/rugi usaha.

BACA JUGA:

  1. Sumbangsih Astra Untuk Kesejahteraan Desa
  2. Jalan Terjal Mengurai Sampah Nasional
  3. Tips Bepergian Aman Saat Pandemi
  4. Asuransi Kesehatan Astra Life
  5. Astra Financial Service Mitra Keuangan Termanis

Bekal Awal Ilmu Finansial

Bagi Irda, membuka kelas gratis pelatihan bisnis bagi anak-anak SD ini bukan tujuan akhir. Ia justru miris melihat anak-anak zaman sekarang kesulitan mencari kerja, bahkan setelah lulus sarjana.

Berdasarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tingkat literasi keuangan pada tahun 2022 untuk penduduk usia 15-17 tahun baru sebesar 43,28%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tingkat literasi keuangan nasional sebesar 49,68%. Bagaimana tingkat literasi keuangan meningkat kalau tidak diajarkan sejak dini?

Literasi keuangan anak muda

Bercermin dari masyarakat Tionghoa, anak-anak mereka sejak kecil sudah mulai diajarkan melek finansial atau mengerti tentang keuangan. Harapannya, anak-anak ini sejak dewasa tak akan membawa beban bagi keluarganya. Syukur jika sudah mandiri sejak dini.

Menurut Irda, ilmu finansial bersifat kompleks sehingga tidak diajarkan secara khusus di sekolah, bahkan hingga bangku kuliah. Di tingkat kuliah pun, ilmu finansial juga diajarkan secara terpisah, baik manajemen, akuntansi, dan bisnis lainnya.

Kecuali, sang anak berminat sejak dini. Sehingga mereka bisa belajar otodidak tentang keuangan. Itu pun kalau orangtuanya mendoktrin anak tersebut menjadi pengusaha. Atau orangtuanya sudah menjadi pengusaha lantas mencari generasi penerus setelahnya.

Satu Indonesia Awards

Sri Irdayati menjadi salah satu orang yang menerima apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra International Tbk. Ajang yang sudah memasuki tahun ke-14 ini merupakan rangkaian Anugerah Pewarta Astra yang rutin digelar setiap tahunnya.

Setiap tahun, Astra menerima kisah inspiratif dari tokoh penggerak Kampung Berseri Astra, atau tokoh penggerak Desa Berseri Astra yang tersebar di seluruh Indonesia. Ajang ini menjadi kontribusi positif yang berkelanjutan dalam menghadapi tantangan di sekitarnya.

SATU Indonesia Awards 2023

Sri Irdayati menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Awards tahun 2010. Bisa dibayangkan di usianya yang masih muda, tapi memiliki kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya. Kiprahnya mengajarkan anak melek finansial sejak dini, berbuah manis dengan penghargaan yang diterimanya ini.

Meski penghargaan tersebut bukan tujuan, menebar inspirasi lah yang akan terus digaungkan. Sesuai dengan tema Anugerah Pewarta Astra tahun 2023 ini, “Semangat untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia” nanti.

Salah satu orang terkaya di dunia, Bill Gates pernah berkata, “Jika Anda terlahir miskin, itu bukan kesalahan Anda. Tapi jika Anda meninggal miskin, itu kesalahan Anda.”

Sri Irdayati melalui perjuangannya membuat kelas gratis pelatihan bisnis agar anak-anak sudah terbiasa menjadi BOS. Karena BOS adalah Bekal Orang Sukses. Semoga dengan perjuangannya memberikan inspirasi bagi anak muda, bisa memberikan bekal orang sukses bagi mereka.

Harapannya, bisa mengurangi jumlah orang miskin di Indonesia dan menekan tingkat ketimpangan antara si miskin dan si kaya.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *