Jenis saham perusahaan berisiko tinggi

Investasi dan trading saham memang berisiko tinggi. Bila jeli, investasinya akan mendatangkan cuan tinggi. Jenis saham berisiko tinggi ini akan mendatangkan cuan lebih, terutama saat tepat momentum jual dan beli.

Investasi Saham Berisiko Tinggi

Kembali aku tekankan lagi, risiko investasi saham memang ada. Kenapa investasi saham masuk kategori instrumen investasi paling berisiko? Karena investor tidak boleh menggunakan dana yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek.

Apalagi menggunakan dana hasil pinjaman. Terlebih berasal dari pinjaman online (pinjol).

Berisiko tinggi karena pergerakan harga saham akan berfluktuasi setiap hari, bahkan setiap detik. Harga saham bisa turun, namun juga bisa melonjak seketika.

Tapi penurunan harga saham terkadang bukan karena kinerja perusahaan yang memburuk. Biasanya terkena imbas kondisi perekonomian atau terdampak kebijakan aturan dari pemerintah lokal maupun internasional.

Saranku, investor bisa menahan saham miliknya untuk tidak menjual saat harga turun. Justru kondisi tersebut menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi saham dengan harga lebih murah. 

Alias kita membeli aset dengan harga lebih murah. Asal kita mengerti betul kondisi perusahaan. Tentunya yang berkinerja baik dan memiliki potensi cuan tinggi berdasarkan sektor dan usahanya.

Jenis Saham Perusahaan Berisiko Tinggi

Jenis saham perusahaan berisiko tinggi ini menjadi pilihan investor. Terutama saat Initial Public Offering (IPO) atau saat kali pertama masuk bursa efek atau menjual sahamnya ke publik.

Bisa jadi harga saham naik seketika karena ada rencana internal dan eksternal perusahaan. Rencana internal biasanya berupa ekspansi perusahaan. Rencana eksternal biasanya berupa aksi korporasi berupa akuisisi, merger, pembelian saham kembali (buyback) dan sebagainya.

Saham Perusahaan Startup atau Teknologi Baru

Jenis saham perusahaan berisiko tinggi ini berupa saham perusahaan startup atau teknologi baru. Rata-rata startup selalu gembar-gembor memberikan kinerja bagus jelang penjualan saham perdana.

Saham perusahaan teknologi baru seperti perusahaan yang bergerak di bidang kecerdasan buatan atau kendaraan listrik. Atau kalau di dalam negeri dan pernah terjadi saat proses IPO PT Bukalapak Tbk (BUKA).

Sebenarnya, penawaran umum perdana saham BUKA tuh memberikan keuntungan tinggi. Harga saham BUKA pernah mencapai Rp 1.060 per saham atau melonjak 24,71 persen. Harga saham itu melonjak selepas debut perdana di bursa pada 6 Agustus 2021.

Bahkan pada 9 Agustus 2021, harga saham BUKA masih naik 4,73 persen ke level Rp 1.110 per saham. Artinya, dalam dua hari sudah naik 29 persen.

Masalahnya, harga saham BUKA terus merosot setelah itu. Kini harga saham BUKA hanya Rp 130 per saham. Padahal harga saham perdana dijual Rp 860 per saham. Artinya, rugi 70 persen tuh.

Kalau nggak punya dana cadangan lebih, kita pasti nangis bombay tuh karena nilai dana kita merosot lebih dar 70 persen atau tepatnya 84,8 persen.

Begitu juga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Induk perusahaan Gojek dan Tokopedia ini sebenarnya sempat naik 23,5 persen selepas IPO. Harga saham perdananya dijual Rp 338 per saham dan naik Rp 442 per saham.

Namun harga saham GOTO terus merosot. Bahkan mencapai level terendah di level Rp 54 per saham pada 16 Oktober 2023. Para driver Gojek yang mendapat jatah saham GOTO pun terpaksa gigit jari karena dananya merosot tajam. Itu pun kalau dijual sekarang ya.

Risiko Investasi Saham Perusahaan Startup

Jenis saham perusahaan berisiko tinggi dari startup ini memang belum memiliki rekam jejak (track record) keuangan yang stabil. Mereka menghadapi ketidakpastian besar dalam pengembangan produk dan pasar.

Sebagai contoh, Bukalapak dan Gojek serta Tokopedia. Mereka mendapatkan tantangan dari pesaing, khususnya dari SEA Group yakni Shopee dan Lazada.

Dua raksasa e-commerce Asia ini bahkan mengalahkan transaksi Tokopedia dan Bukalapak. Bahkan jika nilai transaksinya digabung sekaligus.

Belum lagi, Gojek mendapatkan tantangan pasar dari Grab. Perusahaan startup asal Singapura tersebut bahkan ekspansi besar-besaran. Belum lagi gelontoran investasi dengan iming-iming diskon hingga cashback besar. Otomatis, Gojek, Tokopedia, hingga Bukalapak pun tepar.

Saham Perusahaan dengan Leverage Tinggi

Jenis saham perusahaan berisiko tinggi lainnya yakni saham perusahaan yang memiliki utang besar. Seperti perusahaan konstruksi atau perusahaan energi.

Saham perusahaan konstruksi biasanya harus melakukan tender sebelum proyek. Nilai proyek harus seminimal mungkin agar menjadi pemenang tender. 

Masalahnya, pembayaran tender biasanya dilakukan pada akhir proyek atau kadang pembayarannya tersendat. Otomatis pembayaran ke supplier hingga pemasok lainnya pun tersendat.

Jika perusahaan harus menanggung pembayaran terlebih dulu, kas perusahaan bisa terganggu. Iya kalau perusahaan punya uang kas. Kalau tidak? Ya otomatis ngutang lah.

Contoh saja, saham PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP). Perusahaan BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur dan energi ini merupakan emiten konstruksi dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar yang aktif diperdagangkan.

Nilai kapitalisasi pasar saat ini mencapai Rp 2,81 triliun. Meski masih kalah dari PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang mencapai Rp 3,49 triliun.

Namun bagi kalian yang pernah investasi saham PTPP, tentunya hebat sekali jika masih memegang saham ini. Pasalnya, harga saham PTPP terus merosot. Bahkan kini berada di level terendahnya dalam 5 tahun terakhir. Yup! Kalian nggak salah baca, sejak 5 tahun terakhir. 

Harga saham PTPP 5 tahun terakhir

Risiko Saham Perusahaan Berleverage Tinggi

Tingginya utang meningkatkan risiko kebangkrutan jika perusahaan tidak mampu membayar kewajiban utangnya. Terutama dalam kondisi ekonomi yang buruk.

Contoh saja saham PTPP. Hingga akhir tahun 2023, nilai utang PTPP mencapai Rp 44,21 triliun dan menjadi Rp 41,32 triliun pada Maret 2024. Meski aset perusahaan masih Rp 56,64 triliun pada periode yang sama. Padahal kas hanya Rp 3,94 triliun. 

Salah urus perusahaan? Ah jangan bilang gitu. Ntar aku didatengin tukang bakso keliling yang bawa ninuninu. Haha.

Saham Perusahaan Minyak dan Gas

Jenis saham perusahaan berisiko tinggi tentunya dari sektor minyak, pertambangan dan gas. Terlebih saat kondisi politik makin memanas.

Khususnya saat perang di Timur Tengah atau kisruh antara Rusia dan Ukraina beberapa waktu lalu. Apalagi kalau ada perusahaan nasional kita yang memiliki lokasi tambang di wilayah tersebut.

Misalnya saham PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS). Perusahaan pengangkutan gas alam cair, minyak mentah, BBM, bahan kimia, kontainer hingga batubara ini memiliki kinerja saham yang masih merah. Bahkan dalam 5 tahun terakhir.

Harga saham HITS dalam 5 tahun terakhir

Harga saham perusahaan milik Tommy Soeharto kini hanya Rp 364 per lembar. Harga saham tertingginya pernah mencapai Rp 1.175 per lembar pada pertengahan 2022.

Risiko Investasi Saham Migas

Jenis saham perusahaan berisiko tinggi, terutama dari migas memang akan terkait dengan harga komoditas. Saat harga komoditas melonjak, tentunya perusahaan akan panen. 

Namun masalahnya, akses transportasi juga terhambat. Otomatis, biaya operasional pun membengkak. Hal ini yang harus diantisipasi oleh perusahaan. Tentunya dengan mendiversifikasi jenis usaha perusahaan.

Misalnya HITS tersebut memang perusahaan minyak. Tapi memiliki usaha lain seperti pengangkutan minyak, gas alam hingga batubara. Sehingga pendapatan operasionalnya bisa dimaksimalkan saat usaha utama tersendat.

Kesimpulan

Berinvestasi pada saham-saham perusahaan berisiko tinggi memang penuh adrenalin. Saat harga melonjak, hati tentu senang tak terkira. Namun saat anjlok, hati pun ikut gondok.

Jenis investasi saham perusahaan berisiko tinggi perlu antisipasi. Terutama dengan menganalisis kondisi perusahaan, baik analisis fundamental maupun analisis teknikal. 

Jenis saham perusahaan berisiko tinggi

Saat memutuskan investasi atau trading jenis saham perusahaan berisiko tinggi, kita harus siap untung dan rugi. Karena seperti kata Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berinvestasi itu tidak boleh menyebutkan angka pasti, terutama untung rugi.

Namanya investasi, dua sisi untung dan rugi ini selalu bergerak beriringan. Namun seperti kata pepatah, its not a loss until you sell it

Dalam postingan selanjutnya, kita akan belajar saham dari drama atau film. Drama Korea tentang bisnis dan investasi bisa menjadi sarana belajar tentang saham, bisnis, investasi dan istilah keuangan lainnya. Tunggu ya. Salam cuan!  

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

25 thoughts on “3 Jenis Saham Perusahaan Berisiko Tinggi. Dapat Bercuan Lebih”
  1. Migas dan tambang salah satu yang saya hindarin. Saham start up juga, udah feeling kalau mereka gak bakal bertahan lama. Dua tipe saham ini cocok untuk yang pengen trading dibanding investasi

  2. Teman dekat saya ada yang main saham. Dia tahu resikonya tinggi, tapi dia tetap enjoy. Karena dia banyak suksesnya daripada ruginya.

  3. Bisa sampai anjlok gitu ya harganya. Kalo saya yang punya saham pasti nangis bombay dah.. memang harus siap segala risiko ya, untuk bermain saham.

  4. Masih maju mundur juga sih kalo nyoba inves saham di perusahaan startup. Apalagi kalo menghadapi yang ngga pasti dalam pengembangan produk dan pasar. Kalo migas juga harus rajin liat harga komoditasnya yaa. Emang memutuskan investasi saham butuh analisis apalagi yang berisiko tinggi harus hati2.

  5. Oooh jadi saat harga sedang turun, justru itu adalah waktu yang tepat untuk mengumpulkan saham dengan harga yang lebih murah. Baru tau sih ini. Penting juga sih mengetahui apakah suatu perusahaan punya utang yang besar atau tidak. Jangan sampai mengambil risiko tinggi investasi di perusahaan seperti ini. Very nice sharing!!

  6. investasi saham nih susah susah gampang. kayak tiap hari gak bisa libur, mesti rajin rajin cek. kapan harus jual dan kapan harus beli. triknya yang susah

  7. Catatn pentingnya, investasi saham, jangan menggunakan uang pinjaman ya, Mas. Jadi memang ahrus dana dingin. Terus saat harga saham turun, justru saatnya membeli, bukan menjual. Justru saat harga naik baru dilepas. Tapi memang investasi saham ini, termasuk investasi jangka panjang.

  8. Berinvestasi di saham perusahaan berisiko bagaikan menjinakkan naga. Potensi keuntungannya menggiurkan, tapi risikonya pun tak kalah besar. Bagi para investor yang berani dan cerdas, saham berisiko bisa menjadi jalan pintas menuju kekayaan. Namun, bagi yang tidak siap, naga ini bisa menelan mereka dalam sekejap. kudu pelajari dengan baik

  9. Saya maunya kalau investasi selalu untung :)). Tapi mana ada ya, apalagi di dunia saham. Harus siap sedia untuk merugi karena harga anjlok

  10. Kalau kata temenku yang udah berpengalaman di bidang investasi saham kayak gini bilang, semakin besar risiko menanam saham maka ciannya semakin besar pula. Aku setuju sih, pastinya harus cari saham yang stabil biar gak tertekan hehe

  11. Untuk pemula yang akan terjun ke dunia saham memang Harus benar-benar mempelajarinya terlebih dahulu sampai benar-benar paham dan tahu risiko apa yang akan dihadapi ketika terjun ke dalamnya

  12. Hmmmm… mesti orang yang biasa main saham kali ya yang ambil investasi berisiko tinggi. Kalau pemula ambil yang resikonya besar. Biar gak rugi. Tapi dulu ingat, ada teman main saham, emang belinya saham perusahaan minyak dan gas.

  13. Nah bener kak, jangan dari dana pinjaman deh ya, karena takutnya kenapa².
    Pernah denger sebaiknya dari tabungan atau dari gaji yang disisihkan biar lebih tenang juga urusan trading

  14. molly mau nyoba beli saham perusahaan minyak dan gas, penasaran mau tau keuntungannya. siapa tau bisa nyampe 271T

  15. Mempelajari perusahaan baru atau startup menjadi pertimbangan buat beli sahamnya. Kita harus tahu histori harga saham dari 1 tahun terakhir supaya bisa dianalisa yaa.

  16. Jadi, aku pernah punya akun di aplikasi investasi saham gitu. Pernah nyoba buat meninjau beberapa saham perusahaan.

    Beneran dah. Padahal itu cuma sekedar ngecek doang. Hari ini nilainya berapa, besoknya berapa, lusa berapa. Sampai beberapa waktu lamanya.

    Itunya sudah sock kadang. Kok naik turunnya tuh cepet dan gedhe banget.

    Yang bikin ngeri tuh, turunnya tuh kadang lama. Eh nggak naik-naik itu harga sahamnya.

    Kalau nggak sabar dan punya tujuan keuangan yang jelas, kayaknya investasi saham tuh nggak cocok dah.

  17. Baca judulnya kok serem tapi menggiurkan ya, ahaha.. Yang pasti kudu pinter² dan harus pake dana dingin, jangan sekali² nekat pake dana pinjaman, haduh itu risikonya bakal lebih serem lagi deh.

  18. Dapat pinjaman dari pinjol, ini saya hindari banget
    Jangan sampai deh. Takut banget itu udah banyak contohnya sampai jual segala bisa terlepas dari pinjol.
    Bermain saham harus lebih jeli sehingga meminimalisir kerugian yang bisa dialami

  19. Minyak dan gas ini gimana yaa 20 tahun ke depan? kalau lihat trennya aman ngga sih kayak gitu? Jujur aku masih blm paham banget kalo disuruh baca diagram kek gitu huhu.. pokoknya mah hati2 dan belajar dlu lah ya minimal biar tahu apa yang dibeli

  20. High risk high return, ungkapan ini memang benar adanya ya, Mas. Jadi kalo mau keuntungan yang tinggi, perlu memberanikan diri untuk berinvestasi di saham yang berisiko tinggi juga. Cuma ya mesti pelajari dulu jenis saham dari perusahaan berisiko ini untuk meminimalkan kerugiannya

  21. Semisal nih, ka Ditto.. aku beli saham pas harga lagi turun, lalu pas harga makin merosot, aku gak jual, kan berarti gak ikut terdampak juga kan yaa.. Hanya saja kalau dinilaikan, memang jadinya merugi. Kalau aku tahan teruusss sampai nanti harga saham naik lagi, gitu cara main amannya kan yaa..?
    Hihihi.. memang penuh taktik untuk menanamkan saham di perusahaan beresiko tinggi.

    Aku menantikan artikel Drama Korea tentang bisnis dan investasi aja yaa..
    Syapa tau ketemu Ayang greenflag semurni oksigen. Wkkwkw~

  22. Bener ya, Semakin tinggi kemungkinan keuntungan, maka semakin tinggi pula tingkat resikonya. Yang pasti kudu banget siap mental kalau mau invest ke jenis saham ini. Dan harus benar2 menggunakan uang khusus, uang dingin yang memang bukan untuk kebutuhan. Jadi, misal kurang beruntung dan rugi tidak membuat stress .

  23. Wah tepat sekali. Memang saat memutuskan investasi atau trading jenis saham perusahaan berisiko tinggi, kita harus siap untung dan rugi. Sesuai kata OJK, berinvestasi itu tidak boleh menyebutkan angka pasti, terutama untung rugi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *