Cara memilih kontrak rumah atau beli rumah KPR

Memilih antara menyewa (kontrak) rumah atau membeli rumah secara kredit pemilikan rumah (KPR) adalah keputusan keuangan yang besar. Kedua pilihan ini memiliki keuntungan dan tantangan masing-masing yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Pilih kontrak rumah atau beli rumah KPR menjadi pilihan, terutama setelah pernikahan. 

Cara menjual cepat rumah KPR
Pilih Kontrak Rumah atau Beli Rumah KPR? 5

Momen Penting Setelah Pernikahan

Setelah membahas nikah dulu atau mapan dulu, tentu momen penting dalam hidup, terutama setelah pernikahan adalah menentukan dalam memiliki rumah. Namun untuk memiliki rumah sendiri tentu tidak gampang.

Perlu dana besar untuk bisa membeli rumah secara tunai. Bahkan untuk membeli rumah secara KPR pun masih perlu uang muka (down payment) yang tidak sedikit.

Ditambah lagi, kita harus memperhitungkan jarak antara rumah dengan tempat kerja. Hal ini yang akan menentukan anggaran yang harus dipersiapkan demi membeli sebuah rumah impian.

Makanya, ada sebuah opsi untuk menyewa (kontrak) rumah. Minimal dekat dengan tempat kerja. Sehingga tidak membebani biaya-biaya lainnya, terutama ongkos transportasi hingga biaya tak terduga lainnya, misalnya biaya untuk hiburan.

Keuntungan Menyewa (Kontrak) Rumah

Keuntungan pilih rumah kontrak atau rumah KPR tentu akan berbeda bagi setiap orang. Namun di sini kita akan membahas dulu keuntungan menyewa/kontrak rumah dibanding membeli rumah KPR.

Fleksibilitas

Menyewa/kontrak rumah memungkinkan kita untuk pindah dengan relatif mudah jika ada perubahan pekerjaan atau situasi hidup lainnya. Terlebih dengan kondisi sekarang ini, mutasi kerja masih mungkin berlaku, terutama jika tidak mau disuruh keluar (resign).

Di samping itu, rumah kontrak memungkinkan kita untuk mencari di lokasi yang ramai, padat penduduk, dekat dengan pusat perbelanjaan, pusat hiburan, atau malah ingin tempat yang sepi. Semua kembali ke preferensi masing-masing.

Biaya Awal yang Lebih Rendah

Dengan memilih menyewa/kontrak rumah, kita tidak memerlukan uang muka besar seperti dalam pembelian rumah. Biaya awal biasanya hanya berupa deposit dan pembayaran sewa bulan pertama.

Bahkan kalau dihitung-hitung lebih hemat biaya kontrak, dibanding membeli rumah secara KPR. Meski hak milik tentu soal lain ya.

Tidak Ada Biaya Perawatan

Dengan menyewa/kontrak rumah, pemilik rumah biasanya bertanggung jawab atas perbaikan dan pemeliharaan. Sehingga kita tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan.

Biaya perawatan ini meliputi plafon, lantai, tembok, pintu, dan segala eksterior dan interior rumah. Tentu kerusakan ini bukan kita yang merusaknya ya. Bisa karena emang sudah lapuk, kena pohon, hingga bencana (baik longsor hingga banjir).

Hemat Biaya

Dalam beberapa kasus, sewa bulanan bisa lebih rendah daripada cicilan KPR, terutama jika suku bunga tinggi. Apalagi kita yang memilih membeli rumah KPR melalui perbankan konvensional. Tentu bunga akan berlaku sesuai acuan suku bunga Bank Indonesia (BI). Which is selalu berubah sesuai perkembangan pasar.

Beda halnya dengan perbankan syariah yang mengenakan bunga (bagi hasil) yang stabil hingga cicilan terakhir. Meski kalau dihitung-hitung, sebenarnya cicilan rumah dengan memakai perbankan syariah ini akan cenderung lebih besar. 

Dengan catatan, kita lebih tenang mengantisipasi perkembangan pasar. Kita nggak perlu repot dunia lagi krisis sehingga cicilan rumah KPR kita nggak terganggu dengan naik turun suku bunga acuan BI. 

Pilih kontrak rumah atau beli rumah kpr
Pilih Kontrak Rumah atau Beli Rumah KPR? 6

Tantangan Menyewa (Kontrak) Rumah

Pilih kontrak rumah atau beli rumah KPR menjadi pilihan. Kita yang menyewa rumah pun juga pasti ada tantangan. Berikut tantangan menyewa/kontrak rumah dibanding membeli rumah KPR:

Tidak Ada Kepemilikan Aset

Uang yang dihabiskan untuk sewa tidak memberikan manfaat kepemilikan properti di masa depan. Ya kita hitung-hitung hanya memberikan manfaat kepada pemilik kontrakan/rumah.

Trik siasatnya, kita bisa menabung hingga investasi demi membeli rumah KPR/bahkan kalau bisa dapat membeli rumah secara tunai di masa mendatang.

Jadi kita tekan biaya kos/kontrak/sewa rumah tapi bisa minimalisir biaya lainnya demi menuju tempat kerja. Tapi bisa menaikkan rasio tabungan/investasi demi membeli rumah secara tunai nanti.

Kenaikan Harga Sewa

Harga sewa rumah bisa meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini perlu kita antisipasi karena dapat menjadi beban finansial tambahan. Apalagi rumah yang kita sewa berukuran besar dan memiliki kamar lebih banyak.

Otomatis biaya yang kita keluarkan akan lebih gede dibandingkan menyewa kamar kosan. Yang penting kita bisa hidup sendiri atau bersama pasangan secara aman dan nyaman.

Ketidakpastian Tempat Tinggal

Dengan memilih kontrak rumah, ada kemungkinan pemilik rumah tidak memperpanjang kontrak sewa. Sehingga memaksa kita untuk mencari tempat tinggal baru.

Bisa jadi pemilik rumah tidak suka kepada kita. Atau kita yang tidak suka dengan pemilik rumah/kos sehingga kita memilih untuk tidak memperpanjang sewa. Atau bahkan pemilik rumah yang tidak memperpanjang sewa. 

Terbatasnya Kebebasan

Penyewa mungkin memiliki batasan dalam merenovasi atau mengubah properti sesuai keinginan. Misalnya menambah ornamen, lukisan, atau sesuatu hal yang perlu menempel hingga merombak tembok atau interior rumah.

Bahkan kadang urusan cat rumah pun, kita tidak bisa memilih. Apalagi jika berurusan dengan kondisi kamar mandi/dapur sesuai keinginan. Kadang kita ingin kloset duduk, yang tersedia hanya kloset jongkok. Atau kita ingin kamar mandi shower, tapi hanya ada bak mandi kecil. Bahkan hanya tersedia timba/ember besar sebagai penampung air.

Plus, jika kosan/rumah tersebut tidak memperbolehkan teman lawan jenis untuk bertamu. Ini tentu akan mengurangi kebebasan kita selaku penyewa. Atau malah keuntungan karena ingin lebih terjaga. Tentu ini preferensi masing-masing ya.

Pilih kontrak rumah atau beli rumah KPR
Pilih Kontrak Rumah atau Beli Rumah KPR? 7

Keuntungan Membeli Rumah Secara Kredit (KPR)

Investasi Jangka Panjang

Membeli rumah adalah investasi jangka panjang yang nilainya mungkin meningkat seiring waktu. Meski kita harus berkorban untuk kerja siang malam demi bisa melunasi utang cicilan.

Namun setidaknya, kita lebih tenang. Kita memiliki tujuan selepas pulang kerja. Yaitu rumah sendiri, meski masih berupa cicilan.

Kepemilikan Aset

Setiap pembayaran cicilan meningkatkan kepemilikan kita atas rumah tersebut. Sehingga memberikan kepastian dan stabilitas jangka panjang.

Kita jadi punya agunan/jaminan, terutama saat kita ingin berutang kembali. Baik untuk ekspansi bisnis, modal usaha, atau hal lainnya. 

Kebebasan dan Kontrol

Pemilik rumah memiliki kebebasan untuk merenovasi dan mengubah properti sesuai keinginan tanpa perlu izin dari pemilik lain. Kita bebas menambah kamar atau ruangan. Bahkan kita juga bebas mengurangi bangunan yang tidak perlu. Atau mengatur ruangan sesuai keinginan.

Meski juga harus diperhatikan. Kadang developer tidak boleh mengubah struktur bangunan jika cicilan utang belum lunas. Atau minimal setengah dari tenor. Jadi perlu dibaca syarat dan ketentuannya ya.

Manfaat Pajak

Dalam beberapa yurisdiksi, bunga KPR dan pajak properti dapat dikurangkan dari pajak penghasilan. Hal ini tentu memberikan manfaat pajak tambahan.

Tantangan Membeli Rumah Secara Kredit (KPR)

Biaya Awal yang Tinggi

Dengan memilih membeli rumah KPR, kita membutuhkan uang muka yang besar. Bahkan biaya penutupan dan biaya tambahan lainnya seperti asuransi dan pajak.

Komitmen Jangka Panjang

KPR biasanya merupakan komitmen jangka panjang (15-30 tahun). Hal ini mengurangi fleksibilitas jika ada perubahan situasi hidup.

Cek juga kesempatan kerja kita. Jangan sampai terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) saat kita masih memiliki cicilan rumah KPR. Hal ini tentu akan membebani keuangan pribadi bahkan keluarga.

Biaya Perawatan dan Pemeliharaan

Pemilik rumah bertanggung jawab atas semua perbaikan dan pemeliharaan, yang dapat menjadi biaya tambahan yang signifikan. Bahkan sekecil apapun kerusakan, kita harus memperbaiki sendiri.

Tak terkecuali, perbaikan dari kecacatan atau ketidaksempurnaan dalam pembangunan. Entah pintu yang gampang rusak, tembok yang gampang ambrol, lantai yang pecah ubinnya, plafon bocor dan lainnya.

Temanku bahkan mengeluarkan biaya renovasi rumah lebih tinggi dibandingkan harga pembelian awal rumah KPR. Edan banget nggak sih?

Risiko Penurunan Nilai Properti

Meskipun nilai properti biasanya meningkat, ada risiko bahwa nilai rumah bisa turun. Terutama dalam kondisi pasar yang tidak stabil.

Plus rumah kita yang selalu langganan bencana. Entah longsor hingga banjir. Kondisi tersebut bisa menurunkan minat orang lain untuk membeli. Terutama jika kita berniat untuk menjual dalam waktu dekat.

Kesimpulan Pilih Kontrak Rumah atau Beli Rumah KPR?

Keputusan pilih kontrak rumah atau beli rumah KPR tergantung pada situasi finansial, rencana masa depan, dan preferensi pribadi. Jika fleksibilitas dan biaya awal yang rendah lebih penting, menyewa/kontrak rumah mungkin lebih cocok. 

Namun, jika investasi jangka panjang, kepemilikan aset, dan stabilitas adalah prioritas utama, membeli rumah secara kredit bisa menjadi pilihan yang lebih baik. 

Pertimbangkan faktor-faktor seperti stabilitas pekerjaan, kemampuan membayar uang muka, suku bunga, dan rencana jangka panjang dalam membuat keputusan ini.

Di samping itu, sebenarnya masih ada opsi pilihan untuk tinggal setelah pernikahan. Yaitu tetap tinggal di pondok mertua indah. Mungkin nanti kita akan bahas dalam sesi khusus ya. Keuntungan dan kerugian tinggal bersama mertua setelah pernikahan. 

Salam cuan!

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

18 thoughts on “Pilih Kontrak Rumah atau Beli Rumah KPR?”
  1. Palimg nyebelin kalo sewa rumah, harganya dinaikkan sama pemiliknya nggak tanggung-tanggung. Bisa 2 kali lipatnya. Kalo KPR, seringnya rumah yang dibangun kurang baik kualitasnya. Jadi gampang rusak. Pengennya beli tanah dan bangun rumah sendiri.

  2. Apapun pilihannya, baik mau ngontrak atau membeli rumah secara KPR, memang punya kelebihan dan tantangannya sendiri.

    Tapi, kita bukannya tidak punya solusi dari setiap permasalahan yang ada.

    Katakanlah kita memilih untuk ngontrak. Kita memang tidak punya akhir memiliki rumah. Tapi, kita selalu bisa mengumpulkan uang untuk membeli rumah kemudian.

  3. banyak yang suka ngompori pasangan muda buat ambil KPR, alasannya bisa lah nyicil. tapi sejak pendemi, banyak yang berubah. pada akhirnya sekarang, ya mana yang cocok aja. mana yang kira-kira mampu dijalani. pilihan manapun itu, yang penting tanggungjawab

  4. Kalau baru nikah baiknya ngontrak rumah dulu yaa biar belajar atur uang dan lebih ‘bebas’ berekspresi daripada saat serumah bareng ortu/mertua. Tapi kalau ada rezeki untuk KPR rumah ya Alhamdulillah. Apalagi kalo bisa beli rumah cash.

    Atau ada yg kekeuh gak mau KPR dan akhirnya ngumpulin dana utk beli rumah dengan nabung emas.

  5. Maunya tidak ngontrak dan bisa beli rumah tanpa KPR hehe. Jadi mungkin tidak ya, supaya bisa beli rumah dengan cara nabung. Suka kepikiran, pasti akan sulit terjangkau. Karena harga rumah di saat sudah berhasil nabung, akan pasti naik

  6. Memiliki rumah sendiri memberikan saya rasa aman dan stabilitas. Saya juga bisa merenovasi rumah sesuai dengan keinginan saya. Rasanya bagus juga buat investasi masa mendatang yang bakalan ngga pernah turun harga dong

  7. Saya sih ngeri kalo KPR rumah, bunganya gila gede banget. Belum lagi tenornya puluhan tahun. Paling cepat 10 tahun. Waktu yang sangat lama. Masing-masing memang ada plus minusnya sih ya. Tergantung dari kitanya aja sih. Mau yang KPR atau ngontrak rumah

  8. Berarti, bersama pasangan setelah menikah kudu matang nih dalam mempertimbangkan segala sisi, termasuk juga urusan keuangan. Sehingga udah makin mantap memutuskan, ingin hunian yang seperti apa. Karena pastinya semua ada plus minusnya ya

  9. Kalo dipikir-pikir nyewaaa terus uangnya bisa dikumpulkan buat KPR. Tapi harus dipikirkan lagi lebih matang ya pak kelebihan dan kekurangan sewa dan beli rumah, lebih prefer dan lebih sanggup yang mana.

  10. Mengontak atau membeli rumah sama-sama ada plus minusnya. Dan setiap orang (keluarga) pasti punya pertimbangan sendiri. Tapi kalau mempertimbangkan investasi dan masa depan … menurutku sih mendingan beli rumah.

  11. Saya pilih neli rumah cicil kpr
    Alhamdulillah sebentar lagi lunas, hehe
    Bisa tinggal di rumah sendiri tentu lebih menyenangkan ya

  12. Belum lama ini aku mendengarkan sebuah podcast yang juga mengangkat tema ini. Mana yang lebih worth setelah menikah, apakah sewa tempat tinggal di kontrakan atau langsung beli rumah. Kondisional sih yaa. Butuh dibicarakan berdua tanpa intervensi orang lain si masalah begini tuh.

  13. Walau keduanya sama² butuh persiapan dana yg besar, tapi pilih aja yg jangka panjangnya itu bikin kita tenang, gak dipusingin lagi sama biaya² lain termasuk kenaikan sewa kontrak. Begitu..

  14. harga kontrak rumah sekarang mahal banget, kalau bisa sih usahakan beli rumah. Pokoknya usaha aja dulu, kalau memang udah rejekinya punya rumah pasti diberi jalan kemudahan….

  15. Memutuskan kontrak atau KPR itu butuh pertimbangan dan perhitungan yang matang. Pastikan mengambil keputusan terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi.

  16. mau pilih ngontrak atau beli rumah bisa disesuaikan dengan budget mungkin ya kak. kpr sekarang jarang yang flat, bisa ada flat tapi hanya sampai 5 tahun, setelahnya cicilan bisa wow. tapi masa iya ngontrak terus kan ya? solusi lain bisa kali ya nabung buat beli rumah jadi aja, atau rumah kpr tapi beli kontan atau minimal bisa bayar cicilan setengah dari harga rumah

  17. Membelirumah dengan KPR maupun okntrak apa kekurangan dan kelebihannya. Kalau aku sih misal udah siap mental mending KPR aja, karena itu bakal menjadi aset.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *