Perkembangan teknologi semakin maju. Untuk mengejar ketertinggalan, perlu segera belajar ini dan itu. Tak terkecuali bagi penyandang disabilitas yang dari segi aksesibilitas sangat kurang selalu. XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya menggelar pelatihan literasi digital, kewirausahaan, dan AI Tool untuk Content Marketing di media sosial.
Bagaimana keseruannya dan apa saja yang dibicarakan? Simak ya sampai tuntas. Bakalan nyesel loh kalo ketinggalan.
Ringkasan
Bekal Pengetahuan Penyandang Disabilitas
Perkembangan teknologi memang tak akan pernah usai. Hari demi hari akan terus berganti, selalu saja ada yang baru dari segala sisi. Makanya penting banget untuk selalu ngikutin perkembangan. Dan menyesuaikan apa saja sesuai kegiatan/aktivitas yang kita lakukan sekarang.
Deputy Program Director Daarut Tauhid Peduli Iwan Firmansyah mengapreasiasi apa yang telah dilakukan operator seluler XLSMART yang bekerja sama dengan Komunitas Bloggercrony Indonesia (BCC). Dia berharap, acara pelatihan ini semakin meluaskan kebermanfaatan bagi semua orang, terutama bagi penyandang disabilitas yang ikut berperan menjadi peserta.
“Penyandang disabilitas diberikan kesempatan/ peluang. Tidak ada kata lain selain memanfaatkan peluang ini dengan pelatihan sehingga akan mendapatkan ilmu di era digital,” kata Iwan dalam sambutan secara daring, Kamis (18/9/2025).
Iwan juga mengharapkan pelatihan XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya tersebut akan memberikan bekal pengetahuan bagi penyandang disabiltas dalam berkarya. Ke depan, penyandang disabilitas akan tetap berdaya saing, bahkan dengan orang normal sekalipun.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (DPP PPDI) H Norman Yulian mengatakan, pelatihan XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya tersebut bakal memberi wawasan kepada kita semua. Sehingga tidak tertinggal informasi terutama internet dan media sosial.
“Pelatihan XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya bisa meningkatkan kapasitas teman-teman semua, terutama penyandang disabilitas dalam berinternet sehingga tidak tertinggal zaman,” kata Norman.

Head of Corporate Communication & CSR XLSMART Dani Miftahul Akhyar mengapresiasi dukungan dan kolaborasi dengan pihak lain, seperti DT Peduli, PPDI, Komunitas Bloggercrony Indonesia, pemateri hingga moderator, ibu Helen Simarmata.
Dalam pelatihan daring (online) tersebut juga hadir ketua/leader XLSMART Community dan Smartfren Community. “Acara ini menyangkut kegiatan kepedulian terutama disabilitas,” kata Dani.
Dani juga memberikan pantun saat membuka pelatihan daring XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya ini.
Ke pasar membeli tomat. Tomat segar merah warnanya. Selamat datang kami dari XLSMART. Bersama teman2 penyandang disabilitas yang bersemangat dan selalu gembira.
Head of Corporate Communication & CSR XLSMART Dani Miftahul Akhyar
Mengapa Harus Cakap Bermedia Digital?
Perkenalan Singkat dengan XLSMART
Saat memaparkan materi tentang literasi digital dan belajar bisnis digital bersama Teman UMKM Indonesia, Dani menceritakan tentang XLSMART yang merupakan hasil merger antara XL Axiata dan Smartfren. Sebelumnya XL juga akuisisi dan merger dengan Axis pada tahun 2014. Kini XLSMART punya produk kartu seluler yakni XL, Axis, dan Smartfren.
“Walaupun teman-teman ada yang pakai kartu XL, kartu Smartfren, kartu Axis, jangan khawatir. Teman-teman masih bisa pakai kartu itu masing-masing. Tidak perlu ganti kartu, ya. Hanya nama PT-nya saja yang berubah menjadi XLSMART,” kata Dani.
Ranking Literasi Digital Indonesia
Sudah tahu kan, jumlah ponsel yang beredar di dunia melebihi jumlah populasi orang di dunia ini. Berdasarkan data hingga 2025, terdapat lebih dari 12,172 miliar koneksi telepon seluler secara global. Sedangkan populasi dunia saat ini sekitar 8,088 miliar jiwa. Sehingga ada sekitar 4,084 miliar koneksi seluler lebih banyak dari jumlah penduduk.
Masalahnya, akses internet yang kian cepat, terjangkau, dan tersebar tidak diiringi oleh literasi digital. Tingkat literasi digital Indonesia (62% pada 2023) masih di bawah rata-rata ASEAN yang mencapai sekitar 70%.
Sekadar catatan, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Artinya minat baca sangat rendah.
Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca! Masalahnya lagi, data dari UNESCO nih. Netizen Indonesia tuh peringkat pertama sebagai netizen paling cerewet di dunia. Survei ini menyoroti berbagai pola interaksi di dunia maya, khususnya di media sosial, dan melibatkan ribuan partisipan dari berbagai negara.
BACA JUGA:
- Menang Lomba XL Axiata
- Harga Paket Internet Termurah di Indonesia
- Risiko Investasi Saham
- Cara Menentukan Valuasi Saham
Apa itu Literasi Digital?
“Lantas apa itu literasi digital? Ini adalah satu upaya kita menggunakan gadget secara positif. Sudah, intinya itu aja. Pakai gadget secara positif. Untuk apa? Untuk mendapatkan informasi, mengolah informasi, dan berbagi informasi.”
“Lalu kenapa kita harus cakap digital? Supaya konten-konten kita itu selalu positif dan mendidik, gitu, ya. Karena kita ada anak-anak muda, anak-anak kita di mana pun, yang mereka harus kita didik supaya menggunakan alat digital ini secara positif untuk kebaikan masa depan mereka.”
Dani pun memperlihatkan dalil Al Quran yang berhubungan dengan literasi digital. Nggak nyangka, ternyata ada loh. Wah aku kurang telaah Quran lagi nih. Dani pun yakin dalil yang relate dengan literasi digital ini juga ada di kitab-kitab suci agama lain. Yakni ajaran untuk berbicara yang positif.

“Jadi kalau ada orang bawa berita, misalnya, teman-teman di-forward WhatsApp itu, telitilah kebenarannya. Namanya apa? Tabayyun. Nah, ini bahasa Arabnya, tabayyun. Check and recheck. Supaya apa? Supaya tidak mencelakakan berita itu pada kamu dan kepada kaum kamu, begitu yang paling penting, ya. Ya, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari, karena kita dapat WhatsApp, enggak tahu itu bener apa enggak, asal forward-forward aja, atau mencelakakan orang lain. Bahkan tahu-tahu mencelakakan diri kita sendiri.”
Soalnya, sangat mungkin bisa, karena kalau kita menyebarkan berita bohong, berita palsu, bohong palsu, terus berita yang hate speech atau berita ujaran kebencian, kita bisa kena Undang-Undang ITE.
Dani juga memaparkan tentang 4 area kompetensi literasi digital. Yakni digital skill (mengerti dan mampu mengoperasikan gadget), etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. Jadi, kita memang harus menguasai 4 skill ini.
Etika Bermedia Sosial
Menurut Dani, etika bermedia digital sebenarnya sama saja dengan etika kita memakai media digital. Artinya apa? Saya dengan, misalnya, Mbak Helen, Mbak Astri, dengan siapa lagi, sahabat-sahabat di sini, ya. Ya, kalau ketemu, ya, kita beretika, sopan, santun, berbudaya yang baik.
Itu sebenarnya sama saja ketika kita di gadget, di media sosial, kita juga harus berbicara yang baik, merespons yang baik, jangan ngomel-ngomel, jangan marah-marah, pakai emoticon yang baik. Begitu, kan, ya?

Ya, merespons sesuai dengan konteksnya. Jangan nge-spam. Kasih foto-foto foto dengan gambar yang sangat banyak, terus kemudian membebani, gitu, ya. Ah, kayak gitu, jangan. Jadi, ada namanya etika dan etiket. Nah, kalau di dunia digital namanya netiket.
“Intinya tidak ada bedanya, etika dunia nyata dan etika di dunia maya. Bedanya hanya, alatnya saja yang berbeda, tapi etikanya tetap sama,” kata Dani.
Tantangan Keamanan di Media Digital
Lantas yang penting juga nih. Keamanan di media digital. Dani berharap peserta pelatihan XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya tidak kena pinjol, kena tipu di media sosial atau ke-hack. Baik handphone, bank-nya, dan sebagainya. Inilah pentingnya kita tahu keamanan di media digital.
Yang diamankan apa? Gadget kita. Contohnya, kita kalau pakai gadget di-password. Kalau bisa dua kali password. Jadi tidak semua orang bisa masuk ke gadget kita. Tidak semua orang bisa masuk ke akun mobile banking kita. Tidak semua orang bisa masuk ke akun email kita.
Itu yang pertama, password. Password juga ada ketentuannya. Jangan password yang mudah ditebak, tanggal lahir, nama, terlalu mudah ditebak. Jangan, ya.
Begitu juga tentang malware alias virus jahat di perangkat lunak gawai/gadget kita. Contohnya, kalau dapat WhatsApp, jangan asal klik, tapi kita harushati-hati. Kalau di-klik, jangan-jangan ini virus. Hati-hati terhadap malware.

Ada lagi soal postingan-postingan yang kita tidak tahu sumbernya, mencurigakan, tapi dibungkus, biasanya, dengan kata-kata yang manis. Contohnya, undangan pernikahan.apk. Kadang-kadang yang sifatnya apk-apk seperti itu jangan di-klik, kecuali kita benar-benar tahu sumbernya. Misalnya, dari keluarga sendiri atau orang yang kita kenal.
Dani juga berharap materi tentang literasi digital ini mampu menjadi bekal bagi semua peserta XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya untuk berbisnis digital di era digital ini dengan sukses.
“Sukses aman, baik di dunia maupun nanti di akhirat. Karena kita kalau berbuat yang baik, pasti ada amalan yang kembali untuk diri kita sendiri, ya. Terima kasih, itu saja dari saya.”
Menumbuhkan Mindset Wirausaha XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya
Tiba materi penting nih, tentang mindset wirausaha. Apalagi saat terkait erat dengan perkembangan teknologi. Jadilah revolusi industri, seperti artificial intelligence (AI) hingga hyper competition (persaingan ketat) yang sering terjadi saat ini.
Certified NLP Peak Performance Indonesia Shanti Maya S.Psi.,CHRP mengatakan, di era yang serba cepat saat ini, kita dituntut untuk terus dinamis, berinovasi dan agresif dalam berusaha atau berbisnis. Shanti pun salut melihat profil peserta XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya.

Dalam catatannya, peserta pelatihan ini sekitar 165 orang dari 60 kota dan kabupaten se-Indonesia. Komposisi disabilitasnya yaitu 55% daksa, 20% tuli, 10% netra, dan 15% gabungan low vision, HoH (hard of hearing), fisik, mental, intelektual, serta dwarfisme (tubuh kecil).
“Tapi saya salut kepada teman-teman peserta. Karena rata-rata sudah memiliki akun media sosial. Bahkan akrab dengan kecerdasan buatan (AI) seperti Gemini, ChatGPT, Meta AI, dan Microsoft Adobe. Luar biasa, ya. Jadi, saya sangat bangga juga melihat profil dari peserta,” kata Shanti.
Hal ini berarti, kata Shanti, teman-teman peserta XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya telah paham dan dekat dengan teknologi. Sehingga peserta hanya perlu dikuatkan dengan mindset wirausahanya.
Lulusan ilmu psikologi dan berpengalaman dalam program pengembangan diri dan pengalaman lebih dari 20 tahun di divisi HR recruitment dan people development ini pun menjelaskan tentang excellent entrepreneur. Yakni pengusaha yang ingin selalu mencapai atau bahkan melampaui target. Baik target penjualan, bisnis, target waktu dan lainnya. Selain itu, excellent entrepreneur itu tentang menjadi diri dalam versi terbaiknya.
Shanti mencontohkan pada tokoh Superman. Meski tokoh berbeda setiap tahun saat rilis film, karakter Superman selalu menggambarkan sebagai figur dengan versi terbaiknya.
“Di setiap tahun itu, Superman selalu menjadi jagoan yang paling utama. Yang tetap menjadi hero. Menjadi pahlawan sejak era 70-an hingga sekarang.”

Dia juga menggambarkan, seorang excellent entrepreneur juga memiliki karakter selalu update diri, beradaptasi dengan perubahan, mengikuti akun yang suka pengembangan diri hingga memiliki role model pebisnis sukses idamannya.
Selain itu, seorang excellent entreprener juga harus siap bekerja 24 jam sehari dan 7 hari nonstop. Kenapa? Karena mereka tidak bekerja untuk orang lain. Mereka bekerja untuk dirinya sendiri. Mereka harus siap menerima keuntungan sekaligus kerugian.
Agar sukses mencapai hal tersebut, excellent entrepreneur juga harus memiliki pikiran, perasaan, tindakan, kebiasaan dan akan berakhir menjadi karakter. Itu lah yang namanya pencapaian.
Meski tidak mudah, mindset seorang entrepreneur harus selaras. Pikirannya tidak boleh melenceng. Namun Shanti punya tips jitu agar excellent entreprenur ini fokus terhadap kerjaan. Yakni fokus terhadap pikiran yang bisa dikendalikan. Selain itu, pikiran yang selalu bertumbuh, bukan berpikir tetap.
AI Tools untuk Content Marketing di Media Sosial
Kenali Calon Pembeli
Materi yang tak kalah penting saat pelatihan daring XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya ini tentang pengenalan AI Tools untuk Kontent Marketing di Media Sosial.
BNSP Certified Digital Marketing, Directur Eksekutif Bloggercrony Fawwaz Ibrahim bilang, saat ini pembeli pun sudah jeli dan selektif. Mereka tidak mau dijejali dengan iklan masif yang terkesan memaksa. “Istilahnya, pembeli nggak mau dikasih iklan hard selling. Maunya, iklan yang memberi nilai lebih kepada pembeli,” kata Fawwaz.

Lantas bagaimana menawarkan iklan/pesan ke calon pembeli secara soft selling? Fawwaz bilang, iklan yang diberikan ke calon ke konsumen berupa konten bermanfaat, menghibur, bahkan inspiratif.
Selain itu, iklan/pesan yang ingin disampaikan harus memenuhi prinsip dasar content marketing. Misalnya mengenali audience terkait produk yang ingin dibeli, profil pelanggan (domisili, profesi, usia, jenis kelamin, disabilitas/tidak) dan lain sebagainya.
Di era digital, kita sebagai calon/pemilik usaha juga harus melek media sosial. Seperti harus punya akun media sosial ternama/banyak dipakai masyarakat. Selain itu, buat konten yang relevan. Bahkan, kita juga perlu menjalin relasi.
“Kita bisa jadwalkan bikin konten, misal Instagram Reels 3x seminggu, feeds, story dan lainnya. Kita juga perlu saling berkunjung ke akun lain untuk menjalin relasi. Hal seperti ini akan terbangun habit menjadi wirausaha sukses di era digital,” kata Fawwaz.
AI Generatif untuk Konten Marketing
Fawwaz bilang, calon pengusaha/pemilik usaha di era digital juga harus pintar. Untuk bikin konten hingga membuat materi promosi pun kini bisa terbantu dengan alat kecerdasan buatan (AI Tools).
“AI Tools tuh kayak teman ngobrol yang siap membantu kapan saja dan di mana saja. Bahkan sekarang AI Tools tidak hanya mampu membuat tulisan, tapi bisa foto hingga video,” kata Fawwaz.
Untuk bisa membuat konten dengan bantuan AI generatif, kata Fawwaz, kalian hanya perlu menyematkan kalimat perintah/instruksi/prompt. “Semakin detail prompt yang kita berikan akan memengaruhi kualitas hasil AI tools yang diterima untuk konten marketing.”

Fawwaz menceritakan, hasil konten AI akan berbeda dari setiap platform. Misal ada yang lebih suka Gemini, ChatGPT, Grok, DeepSeek atau lainnya. Serunya lagi, peserta XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya diajak berlatih langsung membuat konten marketing dengan bantuan AI Tools. Menarik sekali nih.
“Namun seberapa canggih hasil kualitas konten yang dibuat AI, tidak bisa mengalahkan manusia. Manusia masih memiliki daya kreatif, apalagi rasa. Makanya kita masih perlu sentuhan rasa tersebut ke hasil karya apapun, termasuk konten hasil AI,” kata Fawwaz.
Dan kembali lagi, Fawwaz mengingatkan kepada teman-teman peserta pelatihan XLSMART Peduli Disabilitas Berdaya. Pergunakan AI Tools secara bijak. Pahami etika dan etiket dalam membuat konten. Jangan sampai membuat konten hasil AI tapi bisa menyengsarakan manusia.
Jadi ingat kasus konten hasil AI tentang video Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mengatakan, guru itu beban negara. Video kreasi hasil AI ini benar-benar menyulutkan kemarahan publik. Padahal konten itu dibuat dari hasil AI. Akibatnya, rumah bu Sri Mulyani dijarah dan berujung pengunduran diri serta penggantian menteri keuangan baru.
So, bijak lah dalam bermedia sosial di era digital ya. Dengan bantuan AI Tools secara bijak, semua pekerjaan bahkan urusan konten marketing untuk wirausaha digital semakin mudah. Kita bisa efektif dan efisien dalam berbisnis. Ending-nya, kita bisa jadi excellent entrepreneur, bahkan dari kalangan disabilitas sekalipun.

Lama sekali aku gak pakai operator XL ini, hehehe. Terakhir kalau gak salah sekolah. XLSMART memudahkan konsumennya ya…
Program XLSMART ini keren banget, bikin orang dengan disabilitas punya kesempatan nyata buat belajar dan berkembang. Salut karena fokusnya bukan cuma teori, tapi juga praktik langsung biar mereka bisa mandiri dan berdaya di era digital.
Program seperti ini bikin terharu, karena memberdayakan mereka yang sering dipandang sebelah mata.
Sudah lebih dari 10 tahun pakai XL, karena sinyal kencang di mana pun harganya juga tergolong terjangkau. Nggak nyangka ternyata XL juga punya kegiatan yang bermanfaat begini. Sukses selalu ^^
Aku pengguna setia XL lho dari 2002, yup 23 tahun sudah pakai XL, dari mulai pra bayar ganti pasca bayar ganti pra bayar sampai sekarang pasca bayar lagi wkwkwk
Ikutan bangga dengan program peduli disabilitas ini, karena teman-teman disabilitas itu juga mempunyai hak yang sama dengan teman yang normal
wah..program yg keren nih! setuju bahwa kita harus bijak bermedia-sosial dan acara seperti ini memang sangat membantu. terimakasih sharing nya..
Setuju banget, teknologi harusnya jadi jembatan untuk semua orang, bukan hanya sebagian. Senang melihat ada pelatihan yang membuka kesempatan bagi teman-teman disabilitas agar bisa berdaya saing di dunia digital
Benar banget! Kasus seperti itu jadi pengingat penting bahwa kekuatan teknologi, termasuk AI, harus digunakan dengan penuh tanggung jawab. Satu konten palsu saja bisa berdampak besar — bukan hanya merusak reputasi seseorang, tapi juga memicu kekacauan sosial. Di sisi lain, kalau dimanfaatkan secara bijak, AI justru bisa jadi alat luar biasa untuk mendukung kreativitas, efisiensi, dan peluang bisnis. Kuncinya ada pada literasi digital dan etika dalam bermedia sosial. Mari jadi pengguna teknologi yang cerdas agar dampaknya selalu positif bagi diri sendiri dan orang lain.
Ya Allah minta baca orang Indonesia itu rendah sekali ya ternyata.
Untung ada program seperti XlSmart ini yang bisa menunjang sampai ke teman-teman disabilitas memperoleh ilmu pengetahuan khususnya dibidang digital
Zaman sekarang kaum penyandang disabilitas sudah memperoleh banyak fasilitas. Salah satunya dari XLSmart ini. Tinggal manfaatkan dengan baik ya.
AI ini sekarang memang sangat menbantu ya bagi konten kreator dalam mengembangkan ide untuk kontennya. Tapi untuk bisa Memaksimalkan AI ini juga diperlukan prompt yang jelas ya agar hasilnya sesuai keinginan
Lengkap banget programnya. Dari etika, wirausaha di dunia digital, sampai belajar soal AI juga. Mantap banget pasti daging semua nih ilmunya. Dan senangnya lagi program ini buat teman-teman disabilitas. Semoga makin banyak teman-teman disabilitas yang berdaya..
Jadi XLSmart ini ternyata merger dari XL dan Smartfren, baru tahu saya, Kak. Bagus banget ya ada acara seperti ini sebagai bentuk dukungan terhadap para disabilitas agar lebih berdaya dan bisa mengembangkan potensinya.
Cakap dalam dunia digital ini, memang sebaiknya diikuti oleh siapa saja, termasuk rekan² disabilitas, agar mereka juga bisa mengikuti perkembangan jaman dan memanfaatkannya untuk lebih berdaya. Apalagi didukung apik oleh XL Smart ini.
Keren banget nih XL mengadakan acara yang mendukung pengguna disabilitas. Btw, saya punya tetangga yang tuna netra, masya Allah tidak ada beda sedikitpun dengan orang normal. Dia bisa main HP dengan normal….saya jadi terkagum-kagum.