Media Sosial Untuk Bisnis

Media-Sosial-Untuk-BisnisMedia sosial memang milik pribadi. Tapi kalau sudah menulis terkait masyarakat umum dan menyinggung berbagai pihak, ini menjadi masalah.

Begitu lah yang terjadi pada akun media sosial Path milik Florence Sihombing yang menghina masyarakat Yogyakarta. Awalnya, mahasiswa S2 Jurusan Hukum Universitas Gadjah Mada ini ingin membeli pertamax di salah satu SPBU di Yogyakarta.

Melihat antrean pembeli BBM bersubsidi mengular, ia memilih membeli pertamax tanpa antrean. Namun, ia memilih tidak antre di deretan sepeda motor. Ia langsung menyela di deretan mobil.

Petugas SPBU lantas memersilahkan Florence mengantre di jalur yang sudah ditentukan. Tapi ia menolak. Sontak ia diteriaki pembeli lain.

Sampai rumah, ia langsung menuangkan kekesalannya di akun Path-nya. “Gimana Indonesia bisa maju? Mau aja lo semua diperbudak keadaan. TOLOL sampai 7 generasi. Dan mau-maunya Jogja diperbudak monopoli Pertamina. Pantesan MISKIN.

Ia juga menulis: “Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal Jogja.

Ia lalu menulis lagi. “Orang Jogja B******. Kakak mau beli Pertamax 95 mentang-mentang pake motor harus antri di jalur mobil terus enggak dilayani. Malah disuruh antri di jalur motor yang stuck panjangnya gak ketulungan. Diskriminasi. Emangnya aku gak bisa bayar apa. Huh. Kzl.

Status di akun Path lantas disebarkan ke akun Twitter hingga menyebar ke penjuru negeri. Pengguna sosial media lain ikut berkomentar meski akhirnya Florence meminta maaf.

Sebenarnya ini bukan peristiwa pertama kali. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah pernah menulis status menghina santri. Atau Dinda yang berkomentar pedas soal ibu hamil yang meminta duduk saat naik kereta.

Benci sama ibu-ibu hamil yang tiba-tiba minta duduk. Ya gue tahu lw hamil tapi plis dong berangkat pagi. Ke stasiun yang jauh sekalian biar dapat duduk, gue aja enggak hamil bela-belain berangkat pagi demi dapat tempat duduk. Dasar emang enggak mau susah.. ckckck.. nyusahin orang. kalau enggak mau susah enggak usah kerja bu di rumah saja. mentang-mentang hamil maunya dingertiin terus. Tapi sendirinya enggak mau usaha.. cape dehh.

Intinya, hati-hati menulis status di media sosial. Mulutmu, Harimaumu.

Sumber: Kompas.com

 

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *