Pendidikan internasional berbasis kompetensi diperlukan untuk bekal saat bekerja di perusahaan. Pekerjaan kalian saat ini sudah sesuai atau belum sih dengan jurusan sekolah atau kuliah yang diambil? Pasti banyak yang menjawab nggak sesuai tuh. Inilah saatnya mereformasi kurikulum kita agar sesuai kebutuhan industri. Serta melihat secara komprehensif pentingnya pendidikan internasional berbasis kompetensi bekerja sejak dini.
Kondisi Sistem Pendidikan di Indonesia
Contents
Dunia pendidikan sekarang dihadapkan pada tantangan kemajuan zaman. Dengan kemajuan zaman ini, banyak aspek kehidupan yang berubah dan bergeser.
Contohnya saja, kita sudah terbiasa berbelanja di pasar atau pusat perbelanjaan. Saat pandemi COVID-19, pola kehidupan pun berubah. Masyarakat yang biasanya jual beli secara tatap muka, kini berubah menjadi jual beli secara maya. Tiba-tiba, barang sudah dianter ke rumah aja.
Begitu juga yang terjadi pada sistem pendidikan kita di Indonesia. Kita biasanya sekolah bisa bertatap muka dengan guru atau bercanda gurau dengan teman. Namun saat pandemi, sistem belajar berubah secara daring (online). Muncul aneka perusahaan rintisan (startup) pendidikan yang menawarkan cara belajar daring secara efektif dan efisien.
Baca juga:
Tips Menggunakan Media Sosial Saat Pandemi COVID-19
Tips Cerdas Bikin Startup di Indonesia
Orang tua murid dipaksa membimbing anaknya masing-masing. Guru memantau melalui daring. Orang tua kelabakan merasa pusing. Harus menyiapkan ponsel berinternet hingga mengerjakan pekerjaan rumah (PR) si anak yang tambah bikin pening.
Belum lagi si anak harus belajar segala macam pelajaran sejak pagi. Mulai sejak taman kanak-kanak hingga lulus pendidikan tinggi.
Ditambah lagi jurusan yang diambil di kuliah, kadang tidak sesuai minat bakat siswa. Imbasnya, lulus kuliah masih bingung mau bekerja apa. Akhirnya ya ambil saja lowongan yang ada. Yang penting dapat cuan dan tidak dapat cap pengangguran di rumah aja.
Misalnya, banyak lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang justru menjadi bankir. Akhirnya industri pertanian kita makin tersingkir. Pemerintah dan pengusaha lebih suka jadi importir. Petani makin miskin dan hanya dapat bantuan paling akhir. Itu pun nilainya hanya segelintir.
Itulah yang aku rasakan jadi petani sekarang ini. Memberanikan diri keluar dari budak korporat menjadi petani milenial yang merakyat. Walau jurusan kuliahku Pariwisata, aku berharap jadi petani milenial yang mampu memajukan desa dan negara. Inilah akibat salah jurusan dan harus terima keadaan sejak pandemi COVID-19 menerjang.
Oleh karena itu, mau tidak mau paradigma dan sistem pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Tentu saja perubahan tersebut dapat menuju pendidikan yang lebih baik untuk masa depan.
Reformasi Sistem Pendidikan di Indonesia
Kondisi dunia terus berubah seiring perkembangan zaman. Teknologi turut membantu mengubah peta dan cara manusia hidup dalam kehidupan.
Berdasarkan jurnal Economia berjudul “Analisis Relevansi Lulusan Perguruan Tinggi Dengan Dunia Kerja” yang ditulis Ali Muhson, Daru Wahyuni, Supriyanto dan Endang Mulyani, dua hal yang harus berubah dari sistem pendidikan di Indonesia.
Pertama, mereformasi sistem pendidikan tradisional di Indonesia dengan menduplikasi kurikulum internasional. Siswa sejak dulu, bahkan sistem perkuliahan di kampusku dulu masih menggunakan gaya lama. Siswa hanya menjadi objek yang hanya bisa menerima apa saja yang diberikan guru atau dosen. Siswa dilarang berbeda dengan apa yang diberikan pengajarnya. Melawan? Pihak sekolah atau kampus akan menindak.
Padahal sistem pendidikan harus bergaya pemberdayaan (empowering). Guru atau dosen hanya memberikan pembelajaran awal. Selebihnya siswa atau mahasiswa harus mengelaborasi sendiri asal tidak keluar jalur.
Rasanya semboyan “Tut Wuri Handayani” yang telah digaungkan Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara masih sebatas simbol. Hanya sebatas emblem yang ditaruh di saku seragam sekolah atau menjadi logo setiap acara pendidikan pemerintah.
Saat itu, pendiri Taman Siswa ini memberikan semboyan tersebut untuk melaksanakan sistem pendidikannya. Yakni Ing Ngarso Sung Tulodho (menjadi pemimpin yang harus mampu memberikan suri tauladan), Ing Madyo Mbangun Karso (seseorang di tengah kesibukannya harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat). Serta Tut Wuri Handayani yang berarti seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Masihkah semboyan tersebut sesuai dengan kondisi sekarang?
Kedua, reformasi orientasi pendidikan. Pendidikan sekarang harus berorientasi pada dunia kerja. Sehingga penekanannya tidak semata-mata pada aspek kognitif. Namun juga pada aspek kepribadian lainnya yang justru sangat berharga di dunia kerja. Misalnya, aspek afektif dan psikomotorik. Dengan demikian, pendidikan sekarang ini harus betul-betul berorientasi pada life skills.
Kemampuan Wajib Dimiliki Pada 2025
Masih ingat laporan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang memerkirakan sekitar 85 juta pekerjaan manusia akan tergeser mesin pada 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar 50 persen pekerja membutuhkan pelatihan kemampuan (skills) seiring lonjakan teknologi.
Nah, beberapa skills yang harus dikuasai dan paling dibutuhkan pada 2025 yakni, punya pemikiran analitis dan inovasi, punya pemikiran kritis dan analisis serta mahir teknologi, pemantauan dan kontrol. Serta menguasai teknologi dan pemrograman.
Aku rasa kurikulum pendidikan sekarang kurang mengakomodasi kebutuhan untuk menguasai skills tersebut. Kalau pun ada, kurikulum yang mengajarkan skills tersebut hanya pada sekolah atau kampus tertentu. Jadi belum merata ke semua sekolah atau kampus di seluruh penjuru Tanah Air.
Yang dikhawatirkan, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak 2016 akan menggeser pekerja Tanah Air. Maklum saja, aturan tersebut memungkinkan pekerja akan dapat mengadu nasib lintas negara di ASEAN. Contoh, pekerja Thailand bisa bekerja di Indonesia. Begitu juga sebaliknya.
Masalahnya, pekerja yang minim skills, apalagi mahasiswa yang di kampus hanya bengong saja, bakal tertinggal dengan pekerja dari negara lain. Lowongan pekerjaan bisa jadi akan diisi tenaga asing karena lulusan kampus/sekolah dalam negeri tak memiliki kompetensi bekerja. Miris kan?
Dapat dilihat jumlah pengangguran di Indonesia sejak pemberlakuan MEA pada 2016 terus meningkat stabil di level 7 jutaan orang. Pengangguran makin diperparah saat pandemi COVID-19 yang melompat hingga 9,8 juta jiwa pada 2020.
Pendidikan Internasional Berbasis Kompetensi
Pemerintah telah mengupayakan pengembangan pendidikan yang bercirikan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) serta pendidikan internasional berbasis kompetensi bekerja. Cara-cara tersebut menunjukkan pendidikan yang dilaksanakan harus sesuai kebutuhan dunia kerja. Sehingga keterserapan lulusan oleh dunia kerja menjadi tinggi.
Oleh karena itu, pendidikan dengan kurikulum internasional harus memerhatikan kompetensi yang ada pada dunia kerja untuk dikembangkan dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik memiliki kompetensi seperti harapan dunia kerja.
Jangan sampai setelah lulus pendidikan, siswa/mahasiswa malah kesusahan mencari pekerjaan karena ketiadaan skills yang diajarkan/dimiliki. Pendidikan dan latihan menjadi salah satu faktor yang penting dalam pengembangan sumber daya manusia.
Pendidikan dan latihan tidak saja menambah pengetahuan. Tapi juga meningkatkan keterampilan kerja. Dengan demikian, produktivitas kerja juga akan meningkat. Hal ini terlihat dari hasil penelitian bahwa tingkat pendidikan penduduk suatu negara yang rata-rata tinggi akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Sehingga pendidikan dan latihan dipandang sebagai Human Investment yang imbalannya dapat diperoleh beberapa tahun kemudian.
Baca juga:
Ingin Cetak 1 Juta Miliarder Sebelum 2020
Menggugah Semangat Belajar Mahasiswa
Banyak cara yang ditempuh pekerja (pekerja potensial) untuk menambah kapasitas pendapatan melalui pendidikan. Mereka bisa bersekolah di perguruan tinggi, khususnya pendidikan internasional untuk kompetensi bekerja lebih baik. Masyarakat yang ingin melanjutkan kuliah di perguruan tinggi, apalagi yang memiliki pendidikan internasional untuk kompetensi bekerja, akan dapat menjadikannya tingkat hidup lebih baik di kemudian hari.
Pendidikan Internasional Sampoerna University
Sampoerna University menjadi satu-satunya universitas di Indonesia yang menawarkan pengalaman pendidikan internasional ala Amerika Serikat. Namun perkuliahan sepenuhnya ditempuh di Indonesia.
Pendidikan internasional ala Amerika Serikat ini mengacu kepada kurikulum internasional. Seperti kurikulum pendidikan, fakultas fasilitas hingga operasional yang mirip sekali dengan Amerika Serikat.
Bahkan Sampoerna University bekerja sama dengan Universitas Arizona yang menawarkan program gelar ganda. Maksudnya, kita bisa belajar selama empat tahun di Jakarta dengan kurikulum Amerika Serikat serta akan lulus dengan dua gelar. Yakni gelar sarjana AS terakreditasi dari Universitas Arizona dan gelar sarjana (S1) terakreditasi dari Sampoerna University.
Kerennya lagi, kita dapat transfer kuliah dengan mudah ke universitas di Amerika Serikat. Bahkan bisa dilakukan di tahun berikutnya dan lulus tepat waktu.
Jangan khawatir pula karena kampus berkualitas standar dunia ini berlisensi dan terakreditasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Yang asyik di Sampoerna University itu lebih sekadar ngampus. Kita akan mendapatkan komunitas belajar yang mempersiapkan siswa sukses secara akademis dan profesional.
Di Sampoerna University, siswa tidak hanya belajar secara akademik. Namun juga akan dilatih skills yang diperlukan dunia kerja atau sesuai dengan kebutuhan industri. Jadi kompetensi bekerja lulusan Sampoerna University bisa lebih tinggi.
Cari pendidikan internasional berbasis kompetensi bekerja? Ya di Sampoerna University aja!
Betuuul jangan sampai nanti ketika lulus malah bingung harus memulai dari awal atau bahkan dari mana. perlu bekal yang disiapkan sebelum masuk ke dunia kerja. Waktu yang tepat ini dapat dimulai dari dunia kampus, senang sekali ada yang kurikulumnya oke di Sampoerna University namun juga mempersiapkan dari sisi profesional.
Keren banget Kak Didik jadi petani milenial.
Di era teknologi informasi, pendidikan internasional penting banget ya. Supaya generasi muda bisa mahir bahasa inggris dan punya kompetensi global, dan mampu bersaing untuk mendapatkan pekerjaan impian.
Nah ini seharusnya begini seperti di Sampoerna University, ketika kuliah diberikan jg skill agar siap masuk dunia kerja
wah keren ya sampoerna ini, sudah siap bersaing deh bahkan skala internasional, jadi kudu ikut berkembang biar gak ketinggalan jaman nih
Keunggulan Sampoerna University seperti menjawab akan kebutuhan lulusan yang harus memiliki kompetensi mumpuni bahkan bersifat global. Ditambah lagi bisa menikmati kuliah rasa luar negeri.
2025 menjadi tantangan besar bagi orang tua dalam mengarahkan anaknya. Tentu juga tantangan bagi anak, karena harus mau mengasah diri menjadi pribadi berkarakter dan memiliki kompetensi yang mumpuni sesui tuntutan dunia kerja
Semakin tahun kita memang harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Apalagi dengan generasi muda masa kini. Untungnya Sampoerna University bisa jadi lokasi menuntut ilmu dengan kualitas terbaik
betul kak, bagusnya kurikulum internasional itu mereka bisa lebih menyiapkan anak2 didiknya untuk siap kerja sesuai dengan kebutuhan zaman ya
Kurikulum yang bergengsi memang sebaiknya yang bisa mengakomodir para peserta didiknya agar memiliki bekal yang akan digunakan ketika bekerja nantinya. Dan ini bisa diraih lewat kurikulum internasional ya
karena banyak lulusan yang bekerja tapi tidak sesuai dengan jurusannya waktu kuliah, banyak loh yang kuliah asal ambil jurusan saja.
semoga ya, ke depannya hal seperti itu tidak terjadi. ya biar yang bekerja sesuai jurusan waktu kuliahnya, sesuai sama bidangnya.
Yang menarik dari kampus Sampoerna University adalah banyak menyediakan beasiswa penuh untuk mahasiswa berprestasi namun kurang mampu. Jadi semua punya kesempatan yg sama untuk mendapatkan sistem pendidikan internasional
Ngga kebayang sih gimana Indonesia di tahun bonus demografi mendatang kalo gapunya kompetensi global yang dituntut untuk bisa kerja berssaing, akan jadi percuma gitu ngga sih bonus demografinya, tapi hadirnya Sampoerna University ini semoga ngga jadi percuma yaahhh tahun 2035 nantii, aamiin!
keren nih kakak mau ikut membantu perkembangan sektor pertanian di indonesia. langkah kecil yang saya yakin bisa berdampak besar terhadap kemajuan Indonesia. apalagi kalau di ikuti oleh generasi muda saat ini yang enggan jadi petani. padahal lulusan pertanian itu banyak banget dan faktanya emang kebanyakan berkahir dengan bekerja di sektor lain.
kereeen banget mas visi dan misinya anayway aku jadi kepo biaya pendidikan kalau harus menempuh kuliah di sampoerna ini.. soalnya sekokah dasarnya aja mahal bener hehe
kudu banget nih kita yang dari zaman kapan pun bisa menguasai kompetensi-kompetensi masa kini. karena kalau nggak bakal keteteran dan ketinggalan
Kurikulum yang ditawarkan Sampoerna University ini memang sungguh menggoda ya, Kak. Bagaimanapun kurikulum internasional yang dia buat sudah terbukti dari lulusan yang lebih cepat mendapatkan pekerjaan
Pendidikan internasional emang dipersiapkan untuk menghadapi dunia kerja dengan kompetensi global ya. So, kampus internasional seperti Sampoerna University bagus jadi pilihan nih karena udah menggunakan kurikulum Internasional juga dan udah bermitra dengan salah satu kampus ternama di AS
Sepakat..invedment human ini yang perlu dilakukan oleh indonesia saat ini. Sebab di tahun 2045 kita sedang merayakan 1 abad kemerdekaan. Dan bonus demografi. Kalo terus aktivitas beekrja diganti mesin bisa dibayangkan betapa banyak pengganguran nanti kan. Mantap dah reformasi pendidikan langkaj cerdas untuk menata lagi pendidikan kita