Microsoft akan menghentikan dukungan teknis untuk Windows XP pada 8 April 2014. Imbasnya, 95 persen jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di dunia yang masih menggunakan sistem operasi Windows XP akan terancam bahaya.
Penghentian dukungan teknis untuk Windows XP tersebut menimbulkan ketiadaan update terbaru, termasuk sistem keamanan untuk perlindungan sistem dari virus, spyware atau software berbahaya lainnya.
“Akan ada banyak mesin ATM yang berbagai komponennya harus di-upgrade atau tidak dipakai lagi dan dijual ke pasar barang bekas atau bahkan dibuang sama sekali,” kata editor ATM Marketplace Suzanne Cluckey, seperti dikutip Bloomberg Businessweek.
Jika sebuah mesin ATM tidak di-upgrade, mesin tersebut tetap akan berfungsi sebagaimana mestinya, namun mesin-mesin tersebut akan lebih rentan terhadap berbagai tindak kejahatan cyber dan serangan lain.
Untuk memperbarui sistem operasi mesin ATM dari Windows XP menjadi Windows 7 atau sistem operasi lain yang lebih baru akan menghadapi beberapa kendala. “Hanya sedikit mesin ATM yang mampu melakukan upgrade tersebut,” kata Kepala Eksekutif Penyedia Software ATM KAL Aravinda Korala.
Di AS, hanya sekitar 15 persen dari 420.000 mesin ATM yang sudah akan menggunakan OS Windows 7 saat April nanti. “ATM yang tersebar di dunia belum akan benar-benar siap. ATM berjalan lebih lambat daripada komputer pribadi,” katanya.
Berdasarkan firma konsultasi Retail Banking Research, jumlah total seluruh mesin ATM yang ada di dunia mencapai sekitar 3 juta mesin. Sedangkan biaya untuk meng-upgrade satu mesin ATM Windows XP menjadi Windows 7 bisa berkisar antara beberapa dollar AS jika masih cocok, hingga ribuan dollar AS jika membutuhkan komponen baru.
Masih Ditinjau Ulang
General Manajer Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha mengatakan, masih harus meninjau kembali kabar terkait penghentian dukungan teknis kepada Windows XP ini. “Masih harus dilihat dulu apakah penghentian itu berlaku di luar negeri saja atau juga di Indonesia,” kata Steve.
Menurutnya, Microsoft terkadang memiliki kebijakan yang berbeda antara Micrososft dunia, Microsoft Asia, ataupun Microsoft Indonesia. Tidak hanya Microsoft, Oracle Service juga memiliki kebijakan seperti itu. “Jadi kebijakan yang diberlakukan oleh Microsoft dunia belum tentu berlaku di Indonesia, begitu juga sebaliknya,” katanya.
Steve mengatakan, jika memang kabar penghentian dukungan teknis itu benar dan berlaku di Indonesia, bank yang menggunakan sistem Windows XP tersebut harus segera mengganti software-nya. Namun, Steve juga mengingatkan, di Indonesia sendiri tidak semua bank menggunakan ATM dengan sistem operasi Windows XP.
“Misalnya seperti Diebold, dia menggunakan sistem sendiri. Mestinya tidak menjadi masalah,” kata Steve.
Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, penghentian dukungan dari sebuah vendor teknologi informatika (TI) bukan merupakan hal yang baru. Setiap tahun vendor TI akan menghentikan layanan dukungan pada produk yang lama setelah mereka mengeluarkan yang baru. “Hal ini biasa terjadi di semua software jadi Windows bukan yang pertama,” katanya.
BCA akan menggunakan versi Windows terbaru secara bertahap, dimulai dari pembelian ATM, PC, atau server yang baru. Sedangkan untuk ATM yang saat ini menggunakan Windows XP, akan diganti dengan versi terbaru pada saat peremajaan ATM.
Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Muhamad Ali mengatakan, akan melakukan koordinasi dengan vendor-vendor mesin ATM yang digunakannya terkait adanya penghentian dukungan teknis dari Microsoft untuk Windows XP. “Dalam jangka pendek kami akan berkoordinasi dengan tiga vendor yaitu Hyosung, Wincor, dan NCR serta TSI. Tentunya untuk membahas langkah ke depan,” katanya.