Kinerja saham Apple Inc sepanjang 2015 turun empat persen, penurunan pertama sejak 2008.
Harga saham Apple sempat menyentuh US$ 134,54 pada 28 April dan turun 17,5 persen sejak masuk ke indeks Dow Jones pada Maret.
Penurunan tahun ini telah menghapus sekitar US$ 57 miliar pada kapitalisasi pasar Apple yang saat ini bernilai US$ 590 miliar.
analis indeks senior di S&P Dow Jones Indeks, Howard Silverblatt mengatakan, saat hari perdagangan akhir tahun lalu, indeks S&P 500 naik 0,22 persen (ytd). Jika termasuk saham Apple, indeks akan naik 0,31 persen.
Dalam jangka panjang, Apple tetap menjadi dorongan bagi indeks S&P. Sepanjang 2014, indeks S&P naik 11,39 persen. Tanpa Apple, indeks hanya naik 10,59 persen.
Selama enam tahun, Apple selalu dalam kenaikan keuntungan. Saham juga telah meningkat setidaknya 25 persen dalam lima tahun terakhir.
Miliarder Carl Icahn memiliki 52,76 juta saham Apple pada Agustus 2013. Saat itu nilai harga sahamnya mencapai US$ 5,82 miliar.
Analis Wall Street masih optimistis terhadap kinerja Apple ke depan. Dari 49 broker, 41 broker masih memerkirakan positif dan tidak akan menurunkan rating.
Analis memiliki target harga rata-rata US$ 145 per saham dan memerkirakan keuntungan hampir 40 persen dari level saat ini.
Di sisi lain, pemegang saham Apple tahun ini mendesak direksi meningkatkan jumlah eksekutif dan direktur dari kalangan di luar kulit putih. Direksi ditantang menempatkan lebih banyak jajaran dari orang yang memiliki kulit berwarna untuk meningkatkan keberagaman.
Apple juga diminta menarik kaum minoritas. Namun Divisi Keuangan Perusahaan Komisi Sekuritas dan Pasar Modal tidak setuju dengan rencana tersebut meski menyerahkan sepenuhnya ke Apple dan mendorong pertemuan tahunan 2016 yang belum dijadwalkan.
Apple dapat memutuskan untuk tidak menyertakan bahan materi tenaga kerja dari non kulit putih tersebut ke Komisi Sekuritas dan Pasar Modal. Lembaga tersebut juga menolak berkomentar terkait kemungkinan materi tersebut. Apple tidak menanggapi panggilan telepon dan surat elektronik dari Bloomberg.
Sumber: Reuters, Bloomberg