Direktur Utama Dahayu Leisure Rudy Waludjo bilang, Bali memiliki daya tarik untuk dikunjungi, mulai dari panorama alam hingga budaya. Tak terkecuali kuliner hingga sejarahnya.
“Bali memang istimewa. Banyak tempat yang bisa dieksplorasi di sana,” kata Rudi.
Berikut tiga museum yang bisa dikunjungi di Denpasar, Bali:
- Museum Bali
Museum ini paling gampang ditemukan karena berada di pusat kota atau terletak di Jalan Mayor Wisnu No 1 Dangin Puri, Denpasar Timur. Patokannya tidak jauh dari objek wisata Pura Jagatnatha atau Lapangan Puputan Badung.
Museum ini memiliki ribuan koleksi benda bersejarah, mulai dari peralatan masyarakat zaman prasejarah hingga zaman kekinian. Tak lupa, properti untuk upacara keagamaan.
Museum Bali berdiri pada tahun 1910. Awalnya gedung ini bukan berbentuk museum, tapi berupa gedung arca.
Pada tahun 1930, museum mulai dilengkapi beberapa koleksi. Pada tahun 1932, museum ini secara resmi dibuka untuk umum.
Museum ini buka setiap hari mulai pukul 07.30 hinga 15.30 WITA. Khusus hari Jumat, biasanya tutup lebih awal, pukul 13.00 WITA.
Tiket masuknya pun murah, hanya dipatok Rp 5.000 per orang.
Karena gedungnya vintage banget, museum ini tak jarang menjadi lokasi pre-wedding. Namun pemakai jasa ini biasanya dipatok Rp 150 ribu per sesi foto.
- Museum Lukisan Sidik Jari
Museum ini terletak di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar Selatan, Bali. Didirikan kali pertama pada tahun 1993 dan mulai dibuka secara resmi untuk umum pada pertengahan tahun 1995.
Meski bernama museum lukisan, tetapi isinya bukan melulu soal lukisan. Museum ini justru berisi koleksi benda seni lain, seperti keris, tombak, patung, batu purbakala dan lain sebagainya.
Museum tersebut juga menawarkan wisata edukasi dan budaya masyarakat Bali. Di sini, pengunjung juga bisa mengikuti program kursus menari, melukis, hingga bermusik. Tentu saja ini masih berkaitan erat dengan budaya Bali.
Tertarik mencobanya? Museum ini buka setiap hari kecuali Minggu, mulai pukul 08.00-16.00 WITA. Untuk memasuki museum ini masih digratiskan.
- Museum Bajra Sandhi Renon
Ini semacam Monas bagi masyarakat DKI Jakarta. Museum ini terletak di pusat kota, dekat Kantor Gubernur dan DPRD Bali atau Jalan Raya Puputan, Renon.
Menurut sejarah, monumen ini dibangun untuk memperingati perjuangan masyarakat Bali dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Bentuknya pun unik. Kadang wisatawan malah mengira seperti pagoda, tempat ibadah umat Buddha. Padahal gaya bangunan tersebut ciri khas masyarakat Bali.
Dalam monumen tersebut, fasilitasnya cukup lengkap berisi sekelumit sejarah Bali. Bedanya dengan Monumen Nasional di Jakarta, monumen sekaligus museum ini tidak bisa digapai hingga ujung atas. Namun pengunjung masih bisa melihat sekeliling monumen melalui ruangan panorama di bagian atas.
Untuk memasukinya, pengunjung monumen dikenakan tarif Rp 5.000 untuk penduduk lokal dan Rp 10 ribu untuk wisatawan asing.
Sama seperti Monas, di sekeliling monumen ini biasanya masyarakat Bali berolahraga baik pagi hari ataupun sore hari. Lebih ramai lagi pada hari Minggu atau libur hari besar.
Monumen ini buka setiap hari pukul 08.00-18.00 WITA. Khusus hari Minggu, jam operasionalnya buka pukul 10.00 WITA.