Review sinopsis film Jepang Dollhouse

Bener kata orang. Jadi ibu tuh susah. Udah harus mendidik anak, ngemong, eh harus beresin rumah plus belanja kebutuhan dapur. Naasnya, sang ibu shock berat saat ngelihat anaknya mati di rumah. Bukan tergeletak begitu saja. Tapi mati karena ulahnya sendiri, teraduk-aduk dalam mesin cuci. Kok bisa? Review sinopsis film Jepang Dollhouse bakal ngasih tahu gaya parenting yang wajib kalian ketahui.

Review Sinopsis Film Jepang Dollhouse

Review sinopsis film Jepang Dollhouse berpusat pada pasangan suami-istri Suzuki Yoshie (Masami Nagasawa) dan Tadahiko (Kôji Seto), yang hidupnya hancur setelah kehilangan putri mereka yang berusia 5 tahun, Mei, dalam kecelakaan tragis.

Di awal cerita mpok Yoshie ini bak emak-emak biasa. Ngurus pekerjaan rumah dengan baik dan ditemani anak semata wayang yang cantik. Ia udah dikenal ramah sama tetangga. Makanya anak tetangga suka banget main di rumah mpok Yoshie ini.

Namun kebetulan bumbu dapur abis. Ia nekat pergi ke supermarket untuk belanja. Sempat bingung sih. Kan anak-anaknya di rumah. Ga sendirian sih. Sama anak-anak tetangga. Tapi ya khawatir juga ya bun kalo ninggalin anak sendirian. Mereka asyik main petak umpet.

Dan beneran dong. Pas balik rumah, mpok Yoshie ini nggak mendapati anaknya di rumah. Bingung dong. Udah tanya ke tetangga deket, nggak ada tuh anaknya. Masak dibawa kabur ama orang yang sempat dicurigai di depan rumah? Saat itu lagi marak pencurian anak.

Sampe lapor polisi pun, si kecil Mei ini belum ketemu. Dan beberapa hari kemudian, saat ingin mencuci, kok dia kaget ada darah. Pas ditengok, mpok Yoshie teriak karena anaknya udah terkoyak-koyak di dalam mesin cuci. Aku aja sampe ngeri ngelihatnya. Dan nggak mau punya mesin cuci dengan pintu di samping gitu. Takut si kecil tiba-tiba masuk mesin cuci dan aku dengan sadarnya langsung masukin baju serta nyalain mesin.

Boneka film Dollhouse

Abis itu, Yoshie jatuh ke dalam depresi parah, kehilangan semangat hidup sepenuhnya. Suatu hari, saat berkelana ke pasar antik, ia menemukan boneka kuno berukuran manusia yang mirip sekali dengan Mei. Yoshie membelinya dan mulai memperlakukan boneka itu sebagai pengganti anaknya—memberi makan, bercerita, bahkan merayakannya seperti keluarga sungguhan.

BACA JUGA:

  1. Tawuran Anak SMA Berkedok Money Laundry Bos Kaya
  2. Dampak Menyekolahkan Anak Sejak Dini
  3. Alasan Anak Muda Menunda Pernikahan

Inti Cerita Film Dollhouse

Inti cerita review sinopsis film Jepang Dollhouse adalah bagaimana duka yang tak terselesaikan bisa membuka pintu bagi kegelapan supranatural. Ketika Yoshie dan Tadahiko akhirnya memutuskan untuk punya anak lagi (seorang bayi perempuan bernama Mai), boneka itu mulai menunjukkan perilaku aneh: bergerak sendiri, menghilang, dan kembali lagi meski sudah dibuang atau dikirim ke ritual pemakaman boneka tradisional Jepang.

Kejadian-kejadian mengerikan pun bermunculan—dari jumpscare halus hingga kekerasan yang membingungkan antara boneka dan anak sungguhan—mengungkap rahasia kelam di balik asal-usul boneka tersebut.

Review sinopsis film Jepang Dollhouse ini membangun ketegangan secara bertahap, dari horor psikologis (paranoia Yoshie yang tak bisa membedakan realita) ke elemen mistis yang terkait tradisi Jepang, seperti kremasi boneka untuk “membebaskan jiwa”. Ending-nya twisty dan bittersweet, meninggalkan rasa campur aduk antara lega dan ngeri.

Akting film Dollhouse

Secara keseluruhan, ini fiksi murni—bukan berdasarkan kisah nyata. Namun, sang sutradara mengintegrasikan elemen budaya Jepang yang autentik, seperti ritual pembuangan boneka (hitogata) yang dipercaya bisa menyerap energi negatif, untuk membuatnya terasa relatable dan mencekam.

Jadwal Tayang di Indonesia

Film ini tayang perdana di Jepang pada 13 Juni 2025, dan baru mendarat di Indonesia mulai 17 September 2025 hingga sekitar awal Oktober 2025 (jadwal bisa berubah tergantung bioskop). Kalian bisa nonton di jaringan bioskop utama seperti CGV, XXI, Cinepolis, dan Platinum Cineplex di seluruh kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, dll.). Kalo masih ada ya.

Atau kalo males ke bioskop, bisa langsung cek aplikasi streaming video favorit kalian. Aku sih nggak sengaja nemu film ini di beranda aplikasi MovieBox. Ada kok di perangkat Android dan iOS.

Pelajaran Penting dari Film Ini

Review sinopsis film Jepang Dollhouse bukan horor kosong. Ia punya lapisan tema yang kuat, terutama soal duka dan penyembuhan emosional. Pelajaran utamanya:

•  Jangan biarkan trauma masa lalu menghalangi masa depan: Yoshie belajar bahwa mencoba “mengganti” yang hilang justru bisa memperburuk luka, dan penyembuhan sejati datang dari menerima serta melepaskan.

•  Keseimbangan antara hormat dan voyeurisme terhadap tragedi: Melalui ritual boneka, film ini mengajak kita merefleksikan bagaimana menghadapi “hantu” masa lalu tanpa mengeksploitasinya, sekaligus sentuhan spiritual Jepang tentang jiwa yang terperangkap.

Tradisi pembakaran boneka di Jepang

•  Bahaya obsesi dalam pengasuhan: Ada kritik halus terhadap bagaimana orang tua bisa “membingungkan” batas antara cinta dan ketakutan, yang berujung pada siklus kekerasan emosional.

Secara keseluruhan, Review sinopsis film Jepang Dollhouse ini mengingatkan bahwa horor terbesar sering kali berasal dari dalam diri kita sendiri—duka yang tak dihadapi bisa jadi “boneka” yang menghantui selamanya. Performa Nagasawa sebagai ibu yang rapuh tapi kuat benar-benar mencuri hati, membuat penonton ikut merasakan campuran takut dan empati.

Nama Pemain Utama

•  Masami Nagasawa sebagai Suzuki Yoshie (ibu yang berduka, aktris papan atas dari Cuff Is on the Other Side).

•  Kôji Seto sebagai Tadahiko (suami yang berusaha mendukung, dikenal dari Wolf’s Rain).

•  Aoi Ikemura sebagai Mai (anak baru, peran pendukung tapi krusial).

•  Pemain pendukung: Tetsushi Tanaka, Ken Yasuda, dan Jun Fubuki (sebagai tokoh-tokoh misterius terkait boneka).

Akting Masami Nagasawa Film Dollhouse

Kesimpulan

Sebagai penggemar film horor Jepang (J-horror) yang sering menyentuh tema psikologis mendalam, Review sinopsis film Jepang Dollhouse adalah salah satu rilisan terbaru yang patut diacungi jempol. Disutradarai oleh Shinobu Yaguchi—yang biasanya dikenal dengan komedi ringan seperti Waterboys dan Swing Girls—film ini menandai debutnya di genre horor, dan hasilnya cukup mengejutkan.

Dengan durasi 110 menit, Dollhouse menggabungkan elemen supranatural klasik ala Annabelle atau The Ring dengan nuansa emosional yang lebih dalam, membuatnya bukan sekadar film jumpscare, tapi juga meditasi tentang duka dan trauma.

Review sinopsis film Jepang Dollhouse

Rating IMDb-nya 6.8/10, dan di Jepang, film ini sukses meraup lebih dari $11 juta di box office. Kalau kamu suka horor yang bikin merinding sekaligus bikin mikir, ini wajib tonton. Tapi hati-hati, adegan boneka angker-nya bisa bikin kamu ogah beli mainan anak lagi! Dan tentu saja, cek selalu mesin cuci di rumah. Siapa tahu si kecil main petak umpet dan nggak bisa keluar karena terkunci dari dalam.

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

18 thoughts on “Review Sinopsis Film Jepang Dollhouse : Boneka Horor Pengganti Anak”
  1. Baru pembukanya aja udah traumatis gitu. Yang bikin penasaran, pas dia pulang belanja, anaknya nggak ada, terus anak tetangganya juga udah pulang gitu? Berarti pas dia nemuin anaknya itu udah habis nyuci ya? Iiiiih ngeri banget. Bacanya aja langsung bikin kepala pusing.

    Mohon maaf saya nggak lanjut baca sampai akhir. Takuuuutt!!! Selama ini emang nggak suka genre horor, baik film dan bacaan, karena saya emang penakut. Hahahaha…

  2. Aku nggak bisa nonton horor apalagi temanya anak Mas Didik. Bisa Overthinking lagi.
    Tapi kalau ngomongin film horor Jepang, rata² tuh filmnya nggak meledak² malah kubilang senyap. Justru karena nggak meledak dan minim jumpscare psikologis thriller tuh lebih nancep dan gampang diinget. Kayak The Ring sadako. Nggak banyak jumpscare tapi heningnya merasuk..

  3. Aduuuuuh bayangin pas nemuin anaknya aku langsung merinding …. Film horror jepang itu kebanyakan serem sih. Dan bikin kebayang2. Makanya aku jarang nonton mas, horror jepang Ama Thailand, niat banget buat nya. Kalau serem, ya beneran serem.

    Tadi aku cari di loklok, dan ternyata ada. Penasaran mau nonton, tp hrs nunggu suami di rumah hahahahahha. Soalnya aku sering sendiri. Jadi ntr malah takut kemana2 di rumah

  4. Belum dibawa ke rumah saja lihatnya sudah takut, haha
    Apalagi kalau punya, pasti susah tidur kalau saya. Lagipula bentuknya sangat sangat menakutkan juga, gak seperti boneka biasanya.
    Rating-nya juga rendah karena menurutku lebih baik tidak punya yang demikian daripada hidup tidak tenang sepanjang masa, haha

  5. Film Jepang itu kalau yang berhubungan dengan psikologis pasti mendalam, walaupun tema horor, tetapi jadinya more than a horror movie, ya. Dollhouse membuktikan kalau tema horor jadi punya deep inside ketika dibalut dengan tema kehilangan dan rasa cinta yang berlebihan sehingga mengaburkan logika, which is berbahaya untuk kehidupan kita, setidaknya itu lesson learned yang bisa kita ambil dari Dollhouse ini

  6. Jadi penasaran ingin nonton film ini Mas Didik. Pastinya ini penyesalan mendalam ya. Hanya karena ingin membeli bumbu dapur di supermaket, malah meninggalkan anak. Ga kebayang kalau ini terjadi di dunia nyata.
    Namun bagus ini pesan moral dari Dollhouse. Bagaimana melepas trauma masa lalu itu memang berat. Tapi setidaknya lebih baik, daripada malah larut dan terjebak dalam kepasungan sebuah boneka.

  7. Baca ini tuh seperti perang ha ha ha antara pengen tahu dengan tidak suka dengan film horror.
    Tapi tetap saja larut membacanya karena soal kehilangan dan trauma itu penting sekali diketahui.

    Aku menyorot soal cinta dan ketakutan, ini benar² semakin banyak dialami orang, ketakutan kehilangan menjadi obses,

    Kalau penggemar film horror, ini bisa jadi pilhan film bagus menurutku.

  8. Jepang kalau udah bikin horor serem dah. Takut mau nontonnya tapi penasaran karena jalan ceritanya yang menarik dan punya pesan moral yang bagus buat disimak.
    Apalagi ini soal seorang ibu yang frustasi dan jalan yang dipilihnya entah kenaoa malah beli boneka ya.

  9. Durasi film 110 menit yang menegangkan banget. Kebayang pas si ibu mendapati anaknya sudah koyak dalam mesin cuci, ngeri banget asli.
    Ternyata film Dollhouse termasuk baru ya, 2025 dan amazing sih. Bukan sekadar film horor yang nakut-nakutin doang. Terdapat banyak pesan moral yang didapatkan. Nice info, jadi penasaran pengen nonton tapi agak takut dan ngeri bayangin kondisi anaknya saat ditemukan dalam mesin cuci.

  10. aku malah ga pernah nonton horor jepang hiks trauma dulu dikasih sodako. cerita horor center nya Ibu yang kehilangan anak nya ah udh ini mah pasti jleb di hati , baca reviewnya yg aku notice soal bahaya obsesi dalam pengasuhan itu bener-bener harus jadi pengingat khususon aku pribadi jgan sampai itu jadi boomerang kita sebagai orang tua,

  11. Hii kok bisa anaknya mati di mesin cuci, Kak? Apakah sebelumnya ibunya ada nyalain mesin cuci? Ngeri sih ini aku kalau baca sinopsisnya kayaknya nggak berani nonton

  12. Dulu waktu SMA aku tuh hobi juga nonton film horor Jepang, termasuk The Ring dan The Grudge. Walaupun setiap habis nonton, bakal keinget sekitar 2 minggu an, tapi kayak berani aja gitu.

    Tapi lalu pas kuliah dan ngekos, aku mimpi serem yang real banget. Hasilnya sampai sekarang gak berani lagi nonton yang horor horor, kecuali horor komedi kayak Agak Laen atau Pee Mak gituu.

    Dollhouse ini mengagetkan banget background story nya ya, huhu. Diawali dari ibu yang trauma anaknya masuk mesin cuci (gemana lah gak mau trauma, pasti horor juga itu ngeliat darah di mesin cuci gitu ). Aku belum tentu mau nonton, tapi kalau suami, mungkin mau, ahaha. Dia malah sering ngajak aku nonton film horor yang menurutnya bagus. Aku sih terima kasih aja, cukup dia aja yang menikmati, ihihi.

  13. Wah waaahh aku kok baru tahu film ini. Ternyata masuk indonesia juga ya, tapi masih tayang nggak ya kalau sekarang2 ini, secara udah 2 bulan lalu masuknya?
    Emang horor Jepang tu menegangkan. Masih keinget2 yang fenomenal adalah Sadako. Tapi salut sih orang Jepang tu mikirin banget undur budaya yang bisa disertakan dalam filmnya, jadi nggak cuma dapat horornya tapi juga pengetahuan budayanya.
    Jadi yang meninggal itu namanya ‘Mei” dan baby baru namanya “Mai” ya mas?
    Masih penasaran itu anak kok bisa masuk mesin cuci. Yg menjalankan mesinnya apa temen mainnya ya? Tapi masa sih efek mesin cuci bukaan depan tu separah itu? Apa mesin cucinya segedhe yang tukang2 laundry ya? Kalau ukuran rumah tangga biasanya kan kecil aja tuh?

  14. Jadi penasaran sama filmnya..
    Dari dulu film horor Jepang tuh story telingnya dapet banget.
    Jaman aku sekolah nonton sekuel The Ring bikin takutnya smpe gak berani ke toilet >.<

  15. Duh duh baca sinopsisnya saja sudah ketakutan pasti seram banget. aku tuh takut nonton film hantu Indonesia dan Jepang plus Thailand karena relate dengan kita hihi.. ketakutan yang terasa mencekam tuh kalau nonton film hantu negara itu..

  16. Ratingnya bagus ya 8/10, tapi horor. Berani ga ya nontonnya. Sudah ada di Netflix belum ya Kak? Penasaran juga sih dengan boneka ini, apalagi di Jepang cukup kuat cerita tentang boneka yang ‘hidup’

  17. Yah sudah tayang ya mas, filmnya di bioskop. Aku suka juga sama genre horror gini. Mungkin kalau film Amerika ini mirip sama Annabelle ya. Cuma ini beda alur cerita aja. Jadi penasaran kan aku pengen nonton juga apalagi selama ini ga pernah nonton horor Jepang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *