Penyuluh Digital BRI Nasabah Bijak

Ting! Bunyi ponselku menunjukkan ada pesan baru. Nomor itu terlihat asing karena tak tersimpan dalam kontak ponselku. 

Perlahan kubaca pesan itu. “Selamat! Anda memenangkan undian Rp 1 miliar karena Anda terpilih sebagai pemenang ke-4 Simpedes/Britama. Kode PIN Anda 02541234. Info lebih lanjut klik: bit.ly/poinBRI2737”

SMS Penipuan BRI

Bagai ketiban durian, di saat kondisi susah, aku tiba-tiba dapat hadiah. Tentu aku sumringah. Pikiranku sudah kemana-mana untuk menggunakan hadiah yang ku anggap super mewah.

Seumur hidupku menjadi budak korporat, aku belum pernah memegang duit sebesar itu. Kalau benar itu hadiah buatku, tentu ini jadi hadiah terindah dalam hidupku.

Kisah Sedih Selama Pandemi

Awal pandemi lalu, tepatnya April 2020 aku kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Perusahaan tempatku bekerja selama 10 tahun terakhir terdampak pandemi sehingga mengurangi pekerjanya.

Imbas aturan Omnibus Law, perusahaan mengklaim tak wajib memberikan pesangon karena kondisi krisis. Jangankan untuk membayar gaji karyawan, utang perusahaan saja bikin miris. Begitulah cerita direktur keuangan perusahaan saat mengumumkan kabar yang bikin aku menangis.

Jadilah aku hanya mendapatkan uang yang dibilang pesangon kecil. Aku hanya menerima dua kali gaji. Itu pun pembayarannya dicicil, selama dua bulan. 

Padahal saat itu mendekati Lebaran. Tentu orang tua di kampung halaman sangat mengharapkan tunjangan hari raya (THR) sebagai persiapan. Baik persiapan jelang Lebaran, maupun memberikan salam tempel kepada sanak saudara dan handai taulan.

Ah aku harus tetap bersyukur. Bagaimana pun, aku masih dapat rezeki. Banyak temanku malah nggak dapat pesangon. Jadi dia keluar perusahaan tanpa menenteng uang sepeserpun. Miris!

Senangnya Dapat Hadiah Undian

Tanpa larut dalam kesedihan, aku fokus menatap masa depan. Aku seakan dapat rezeki nomplok saat dikirimi pesan menang undian.

Tanpa pikir panjang, aku langsung mengikuti perintah pesan pendek yang entah siapa pengirimnya itu. Dia menyuruh untuk mengirim username internet banking-ku, termasuk membacakan kode One Time Password (OTP) yang dikirimkan melalui nomor ponselku.

Aku udah senyam-senyum sendiri membayangkan uang tersebut akan aku gunakan untuk apa. Tentu saja untuk membahagiakan orang tua. Bagaimana pun itu tentu saja berkat doa mereka. Yang selalu mendoakan anaknya selalu sukses dan sejahtera.

Sejam ku tunggu menanti transferan dari BRI. Kebetulan aku menabung di sana sejak dini. Dana itu untuk masa tuaku nanti. Dana yang selalu kusisihkan setiap dapat gaji.

Iseng saja aku cek saldo di internet banking. Pelan-pelan aku masukkan username dan password yang udah aku hapal tanpa pusing. 

Namun aku seakan pingsan melihat saldoku. “Kenapa jadi nol?” Kenapa saldoku raib yang udah aku tabung sejak 10 tahun lalu?”

Aku langsung duduk lemas di kamar tidur. Tak berani keluar kamar karena akan bikin orangtua kaget. 

Aku baru sadar telah ditipu. Impian mendapatkan hadiah undian ternyata halu.

Waspadai Kejahatan Siber

Semua orang pasti setuju jika kejahatan itu ada di mana-mana. Dan bisa menyasar siapa saja tanpa pandang bulu. 

Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya. Tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah!!!

Bang napi

Ya udahlah! Nasi sudah menjadi bubur. Seketika masa depanku seolah hancur. Teringat saldo yang tiba-tiba mabur

Aku udah kontak call center BRI. Mereka bilang masih melacak transaksi yang terjadi. Walau bagaimana pun, itu kesalahanku sendiri. Memberikan personal identification number (PIN) hingga OTP yang seharusnya ngga boleh dibagi.

Biar kejadianku tak terulang lagi, aku cari informasi tentang kejahatan siber ini. Ternyata banyak sekali modus operasi yang terjadi. 

Skimming

Motode kejahatan siber ini dengan menggandakan data nasabah melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Di mesin ATM telah dipasang alat skimmer untuk menyalin data penting nasabah.

Penipu akan mendapatkan kode PIN, terutama saat kita bertransaksi di ATM. Penipu akan menggunakan data tersebut untuk menguras saldo tanpa menggunakan kartu ATM yang kita miliki. Sadis!

Phising

Metode satu ini juga sering terjadi akhir-akhir. Perbankan yang kini marak menggunakan transaksi digital mendorong penggunanya juga melek teknologi, termasuk menyarankan pengguna memakai layanan internet banking, SMS, hingga e-banking.

Penipu menyebarkan pranala (link) palsu untuk menjerat nasabah yang sering tak mengerti kejahatan seperti ini. Nasabah akan langsung memasukkan username, kata kunci (password) hingga PIN dan OTP pada link palsu tersebut. Namun kita tidak dapat bertransaksi di sana. 

Penipu kembali akan menggunakan data penting tersebut untuk menguras saldo kita. Parah!

Di Indonesia, ancaman phising menjadi modus penipuan online paling merusak. Phising masih menyasar sektor keuangan, mulai dari perbankan, sistem pembayaran, dan toko daring (e-commerce).

Berdasarkan data Kaspersky untuk Indonesia pada Februari-April 2022, sekitar 47,08 persen upaya phising terkait keuangan. Pada Februari 2022, phising menyerang 4,38 persen sektor perbankan dan 34,85 persen sistem pembayaran.

Di e-commerce, phising turut menyerang dengan kontribusi sekitar 15,66 persen. Phising dianggap trik paling efektif bagi penjahat siber.

One Time Password (OTP)

Selain kejahatan phising, OTP juga sering digunakan penjahat siber untuk mengincar nasabah yang sering belanja daring (online). 

Masih ingat kan pernah ada kebocoran data nasabah e-commerce beberapa waktu lalu. Bisa jadi penjahat siber memanfaatkan data tersebut untuk menipu nasabah kembali, dengan memanfaatkan kode OTP yang masuk pesan instan di ponsel kita. 

Ingat, jangan sekali-kali memberitahukan nomor OTP, kecuali kita yang benar-benar transaksi.

Vishing (Voice Phising)

Kejahatan siber ini juga lumrah terjadi. Pelaku menghubungi korban melalui telepon dan mengaku dari pihak bank.

Biasanya pelaku meminta data penting diri nasabah hingga meminta transfer ke sebuah rekening. 

Kejahatan siber ini tak hanya memanfaatkan ibu-ibu yang tak mengerti penipuan. Bahkan anak sekolah hingga pekerja yang memiliki rekening pun tak luput dari kejahatan ini.

SIM Swap

Hati-hati menaruh nomor pribadi ke media sosial. Apalagi aplikasi pinjaman online (pinjol) yang tak berizin. 

Bisa jadi penipu mencuri nomor kita. Pelaku lantas memanfaatkan nomor kita untuk menipu teman-teman kita. 

Tentu kita pernah mendapatkan pesan instan atau pesan pendek yang berisi permintaan tolong untuk transfer uang karena lagi kesusahan. Padahal pesan tersebut bukan kita yang mengirim, tapi pelaku kejahatan siber.

Bisa juga pelaku kejahatan siber mengambil alih nomor ponsel untuk mengakses akun perbankan kita. Makin canggih aja ya kejahatan siber sekarang ini.

Jadilah Nasabah Bijak 

Biar tak tertipu seperti aku, jadilah nasabah bijak dengan selalu kroscek kepada pihak perbankan. Jangan memberikan identitas diri, hingga kode penting yang seharusnya hanya boleh diketahui diri kita sendiri.

Setelah kejadian itu, aku pun terus menggali informasi tentang kejahatan siber. Tentu hal itu aku lakukan agar menjadi nasabah bijak sebelum bertransaksi di mana aja.

Petugas BRI selalu bilang untuk mewaspadai setiap transaksi perbankan. Mereka selalu mengingatkan agar menjadi nasabah bijak dalam bertransaksi. Caranya gimana sih?

Ganti PIN ATM Secara Berkala

Ini sih kadang selalu menjadi kendala bagi setiap orang. Untuk mengingat kode PIN ATM kita sekali aja rasanya sulit. Apalagi harus mengubahnya berkali-kali.

Namun cara ini harus kita lakukan. Jangan sampai duit kita terkuras baru menyesal belakangan.

Kita bisa menyimpan di buku khusus atau note khusus yang tidak bisa diketahui siapapun. Bagaimana pun itu rahasia hidup kita. Kecuali yang udah terbuka kepada pasangannya. 

Hayoo..kalian udah mengganti PIN ATM berapa kali?

Perhatikan Slot Kartu ATM

Bagi yang masih sering transaksi memakai ATM, apalagi di mesin ATM atau merchant, perhatikan selalu moncong mesinnya. 

Jangan sampai ada alat tambahan aneh-aneh di moncongnya. Perhatikan juga di atas mesin ATM. Kalau ada kertas bertuliskan, kalau ada masalah dengan kartu ATM Anda, harap hubungi nomor ini (nomor pribadi orang). Please, abaikan. Bisa jadi itu nomor penipunya.

Untuk menghindari ini terjadi, kita bisa siasati dengan transaksi tanpa kartu ATM. Kita bisa masuk melalui aplikasi BRImo dan bisa tarik tunai atau transaksi lain tanpa memakai kartu ATM.

Tips Bertransaksi Aman di ATM BRI

Disable ATM

Cara ini khususnya saat tidak digunakan lewat mobile banking BRI. Kita akan aman bertransaksi tanpa takut ATM kita disalahgunakan orang lain.

Aktifkan SMS/Email Alert

Untuk memantau seluruh transaksi, aktifkan fitur tersebut. Setiap transaksi akan muncul notifikasi, baik melalui SMS atau e-mail

Jika bukan transaksi dari kita, kita bisa kontak perbankan untuk membatalkannya. Serta menanyakan aktivitas aneh tersebut. Bisa jadi rekening kita menjadi korban kejahatan siber.

Ketahui Akun Resmi Perbankan

Perbankan, tak terkecuali BRI selalu memiliki kontak untuk selalu terhubung dengan nasabahnya. Baik melalui media sosial hingga call center

Akun media sosial BRI

Perhatikan setiap akun resmi milik BRI dan yang bukan. BRI pun tak akan meminta data diri nasabah, apalagi meminta kode PIN hingga OTP. Begitu pula telepon yang mengatasnamakan BRI.

Penyuluh Digital BRI

Sebagai salah satu nasabah setia BRI, aku pun terus mengedukasi, minimal ke keluarga terdekat. Jangan sampai kejadianku terulang kembali, apalagi ke keluargaku sendiri.

Atau kalau ada tetangga yang minta tolong, aku biasanya selalu ngasih tahu untuk selalu menjadi nasabah bijak. Cara ini aku lakukan sebagai upaya membantu BRI meningkatkan kualitasnya, terutama meringankan beban petugas atau karyawannya sebagai penyuluh digital BRI.

Eh aku juga bisa dibilang udah jadi penyuluh digital BRI nih meski bukan karyawannya. Hehe. Semoga nanti aku bisa mengumpulkan modal dulu ya, terus buka agen BRILink. Terus nanti akan resmi jadi penyuluh digital BRI deh.

Nantinya, seluruh pekerja bank beraset terbesar di Indonesia ini diharapkan menjadi penyuluh digital BRI untuk mengedukasi masyarakat, apalagi nasabah menjadi nasabah bijak.

penyuluh digital BRI
Petugas BRI melayani nasabah dengan sepenuh hati.

Apalagi saat ini masyarakat atau nasabah rata-rata sudah memiliki ponsel. Secara perlahan, mereka akan mengurangi intensitasnya datang ke bank apalagi ATM. Transaksi pun akan dapat dilakukan melalui gawai (gadget) mereka masing-masing.

Di sinilah peran penyuluh digital BRI agar masyarakat memiliki literasi dan edukasi tentang keamanan bertransaksi baik online maupun offline. Nasabah pun nanti bisa tarik tunai tanpa ATM hingga bayar segala kebutuhan rumah tangga (PLN, pulsa/paket data, kartu kredit, internet, asuransi, BPJS, dan lainnya) melalui BRImo.

Penyuluh Digital BRI Nasabah Bijak

Dengan pengetahuan atau literasi transaksi digital perbankan yang meningkat, otomatis penipuan atau kejahatan siber bisa ditekan. Syukur bisa musnah. Wah tugas penyuluh digital BRI makin berat sih. Tapi demi menekan kejahatan siber, aku dukung selalu.

Di sinilah perlu kerja sama semua pihak agar penyuluh digital BRI mampu mengajak masyarakat menjadi nasabah bijak, terutama menekan korban kejahatan siber. Hal ini sesuai dengan platform BRI yakni Memberi Makna Indonesia. Semangat ya penyuluh digital BRI.

Jangan sampai saldo rekeningmu terkuras lagi ya!

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

19 thoughts on “Saldo Rekening Terkuras Akibat Kurang Awas”
  1. wah harus banget hati-hati. Bahkan setiap hari banyak percobaan penipuan yang masuk lewat sms pada nomor ponsel saya.

  2. Minimal kepada keluarga dan orang terdekat, kitanya harus terus mengedukasi ya agar pada selalu hati-hati jangan asal klak-klik atau langsung percaya begitu saja mendengar kabar dapat hadiah atau lainnya

  3. Nah ini emang harus hati2 banget mas, apalagi kedok phising tuh lahi merajalela. Siapa sih yang ngga bagahagia kena angin surga. Tapi ya kalo tiba2 dapet undian kaya yang ngga mungkin juga. Pokoknya kalo ga dari informasi resmi harus awas biar ngga terkuras.

  4. ya Allah mas didik bacanya ampe lemes, semoga diganti dari rezeki lain yang lebih banyak mas, duu kita memang harus hati hati banget ya, sekarang ini banyak modus penipuan ditambah data kita yang disalah gunakan, semoga aman selalu

  5. Bener banget ini, modus penipuan mengatasnamakan BRI semakin banyak aja yaa mas. Ikut geram bacanyaa, makanya jadi nasabah harus tetep tenang, bijak, dan waras kalau menerima satu informasii

  6. Ya Allah turut berduka semoga dapat ganti berlipat ya pak… serius pak beneran di tipu yaa??

    Ngeri banget, kasian nasabah yg gaptek yaa…

    Semoga masyarakat makin melek teknologi dan mau belajar

  7. Memang di saat kita sedang sulit keuangan, bila ada masuk SMS atau apapun yang mengabarkan kalo kita memenangkan undian akan sulit ditolak
    Tapi hal yang paling fatal memang membagikan otp kepada pihak lain. Bahkan petugas bank pun tidak akan menanyakannya.
    Semoga Allah ganti yang lebih baik ya mas.

  8. Menarik sekali aku baru tahu istilah voice phising. Aku merasa ini menjadi suatu hal yang penting dimana teknologi nyaris menguasai kehidupan kita namun kita masih buta akan literasinya.

    Nah tipsnya mantap pak akupun masih berpikir untuk ganti pin nih mkasih y pak atas edukasinya

  9. Wah sekarang memang kita tuh jadi orang gak boleh baper dan harus jeli ya menerima pesan-pesan yang suka muncul tiba-tiba di dalam hidup kita, taunya zonk, jangan asal klik lah intinya

  10. Ya Allah Kak kok bisa raib tabungan 10 tahun.. semoga Allah menggantikannya yang lebih baik dan berkah ya.. OTP ini bener2 bikin bingung.. saya juga pernah diminta kode OTP sm salah satu petugas marketplace. Katanya ga boleh dikasih tahu siapa pun. Jadi saya nggak kasih padahal waktu itu akun marketplace saya lagi eror. Alhasil ya ga bisa diproses karrna saya ngga kasih OTP..

  11. Banyak bgt nomor yang mengatasnamakan BRI, apalagi jelang hari raya kemarin.
    Aku sih selalu mewanti-wanti keluarga, jgn mudah tertipu apalagi ngasih kode OTP. suamiku sempat loh mau percaya pas dapat WA,untung sih nanya ke aku dulu.

  12. Sedih banget a Allah, ada-ada aja ya kejadian tuh. Tapi sekarang jadi makin waspada sih buat sesuatu yang berbau uang dan bank gini, harus double pengamannya ya :)

  13. Ya Allah, kak..
    Ini ya.. bener-bener yang memberikan jalan keburukan semoga dipersulit segala urusannya. Tega banget.. spamming terus nge-jebak dengan memberikan kode OTP.

    Penting banget semau mewaspadai hal ini dan sebaiknya memang ada kerjasama seperti BRI begini untuk nasabah. Karena seperti yang kita tau, nasabah BRI ini banyak dan usianya banyak pula yang sudah renta (biasanya BRI jadi rekening pensiun, kalau di desan kan yaa..)

  14. ya allah mas nyesek banget, tabungan 10 tahun ludes, udh ga karu-karuan rasanya. emang ya mesti waspada banget sama urusan keuangan digital, ekstra hati-hati

  15. Wah harus hati-hati sih ini… waspada penipuan dan jangan sembarangan klik link. Transaksi yang aman dan nyaman cuma di BRI ya yang sudah terpercaya

  16. Wahh.. makasih banget edukasinya pak. Ini bermanfaat sekali. Beberapa hari yang lalu aku hampir aja kena tipe dengan cara pishing. Untung aja saldo aku cuma 30 ribuan aja. Aku auto di blocknya. Baru kali ini aku bersyukur punya saldo meringis. Wkwk..

  17. Udah, pokoknya One Time Password (OTP) gak kesebar, rekening dijamin aman. Soalnya itu langkah terakhir untuk bisa akses rekening korban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *