Mary Barra, Sang Pendobrak GM

General Motors CEO Mary Barra listens to a question while speaking at Fortune's Most Powerful Women Summit in Washington

General Motors Co (GM) mengangkat CEO GM Mary Barra sebagai Ketua Dewan perusahaan dan akan efektif segera. Penunjukkan Barra dianggap mampu menghasilkan keuangan yang kuat dan mampu membalikkan kondisi perusahaan yang terpuruk akibat skandal pemanggilan kendaraan.

Barra mengambil alih sebagai Ketua Dewan dari Theodore Solso namun akan terus menjabat sebagai direktur independen sampai jabatan selesai.

GM selama bertahun-tahun berkutat pada masalah CEO dan pekerjaan ketua harus dipegang oleh orang yang berbeda. Pada awal 1990-an, GM sempat memisahkan dua pekerjaan tersebut. Pendahulu Barra, Dan Akerson menjabat dua posisi tersebut bersamaan.

Penunjukan Barra sebagai Kepala Eksekutif GM pada 2014 mendorongnya sebagai wanita pertama yang memimpin sebuah perusahaan mobil besar. Saat mengambil alih kepemimpinan, Barra diguncang dampak skandal penarikan mobil.

Setahun ia menjabat sebagai bos GM dihabiskan untuk menghadapi skandal tersebut. Banyak terobosan yang dilakukannya, termasuk sepakat membentuk dana independen untuk mengompensasi korban kecelakaan yang melibatkan mobil dengan switch yang rusak.

GM pada September membayar US$ 900 juta untuk menyelesaikan penyelidikan kriminal Departemen Kehakiman. Para ahli mengatakan, keputusan Barra membawa penyidik independen dan mengambil sejumlah langkah untuk merombak penanganan GM terkait keselamatan dan memberi informasi lebih kepada regulator membantu mengatasi hukuman.

Awal 2015, kelompok pemegang saham menantang Barra menaikkan kas perusahaan. Barra sepakat termasuk mengembalikan dana pembelian saham kembali (buyback) sebesar US$ 10 miliar dan meningkatkan dividen akhir tahun lalu.

Barra berhasil menaikkan target keuangan perusahaan, termasuk menghasilkan laba 20 persen pada modal yang diinvestasikan. Oktober lalu, GM melaporkan rekor laba kuartal III dan diproyeksikan mencapai target keuangan utama sepanjang 2015, termasuk 10 persen margin keuntungan di Amerika Utara.

Sumber: Reuters

Tinggalkan komentar