Sinopsis Film Korea Usury Academy

Menurut kalian, apakah uang bisa menjamin kebahagiaan (money can buy happiness)? Bisa membeli apapun yang kita mau, bahkan kekuasaan. Review Sinopsis Film Korea Usury Academy bakalan ngasih tahu tentang makna kebahagiaan, masalah yang timbul akibat uang, dan budaya utang yang bikin ‘malu’ masyarakat Korea Selatan. Kok bisa?

Sinopsis Film Korea Usury Academy

Review Sinopsis Film Korea Usury Academy juga dikenal dengan judul film Loan Boy atau Sachaesonyeon. Film ini sebenarnya udah tayang sejak 2023. Namun aku baru nonton karena tayang di platform Vidio pada Desember 2025 ini secara resmi.

Sayang juga sih udah langganan premium tapi nggak nonton. Soalnya aku langganan tuh demi bokap buat nonton sepakbola. Mulai dari Liga Satu BRI, Liga Primer Inggris dan sepakbola lainnya yang aku nggak ikutin.

Kalo soal film, platform Vidio ini emang agak telat. Terutama yang film asing ya, kecuali dia dapat hak tayang eksklusif. Nah, kebetulan dia punya hak siar nih film ini, meski agak telat nayanginnya. Nggak apa-apa, masih relevan dengan kondisi sekarang kok.

Review Sinopsis Film Korea Usury Academy adalah film action-noir remaja yang menggambarkan sisi gelap kehidupan sekolah di Korea Selatan. Di sana, hierarki tidak lagi ditentukan oleh otot atau otak, melainkan oleh uang.

Review Film Korea Usury Academy

Yang bikin aku tertarik nonton karena judulnya, usury. Secara pengertian, usury adalah praktik meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi atau berlebihan, melebihi batas wajar atau yang diizinkan secara hukum/agama, yang dianggap sebagai praktik tidak etis dan diharamkan dalam banyak agama (termasuk Islam, Kristen, dan Yudaisme) karena dianggap mengambil keuntungan berlebihan dari peminjam yang membutuhkan. Secara harfiah, usury berasal dari kata Latin usura yang berarti “penggunaan” atau “pembayaran untuk penggunaan uang”, tapi berkembang menjadi makna bunga yang berlebihan.

Cerita berfokus pada Kang-jin, seorang siswa SMA yang berada di kasta terendah. Ia tidak punya uang, tidak punya latar belakang keluarga yang kuat, dan menjadi target perundungan (bullying) setiap hari oleh Nam-young. Kehidupannya berubah total saat ia secara tidak sengaja menemukan amplop berisi uang milik seorang rentenir (lintah darat).

Bukannya mengembalikan, Kang-jin justru menggunakan uang tersebut untuk melawan balik. Ia belajar cara kerja dunia penagihan utang dan mulai menjalankan bisnis pinjaman ilegal di dalam sekolah. Dengan cepat, Kang-jin naik ke puncak hierarki. Namun, ia segera menyadari bahwa kekuasaan yang dibangun di atas utang memiliki harga yang sangat mahal dan berbahaya.

Review Sinopsis Film Korea Usury Academy

Film berdurasi 1 jam 41 menit ini mengisahkan tentang Kang-jin yang selalu kena bully di sekolah. Bukannya melawan, ia malah pasrah. Belakangan diketahui, ia siswa paling miskin di sana. Sementara yang ngebully, anak orang kaya dan berpengaruh di pemerintahan.

Kang-jin nggak bisa ngelawan. Diceritakan, orangtuanya kabur karena tidak sanggup membayar utang dari rentenir. Ia hidup sebatang kara dan nggak diceritakan bagaimana dia bisa hidup sendirian di kota.

Di kelas, dia selalu menjadi target bully dan disuruh untuk ngerjain pekerjaan rumah (PR) temannya. Aku kira bakalan dikasih duit setelah ngerjain PR, tapi cuman cap ‘kerja bagus’ di jidat. Untung dia punya poni jadi bisa nutupin stempel segede gaban itu.

Dia kesel sih, tapi nggak bisa apa-apa. Kalo di Weak Hero, High School Return of Gangster, atau Extracurricular kan aktor utamanya bisa ngelawan yak meski dibully. Eh ini diam aja. Bikin sebel nih.

Nah, pas bos rentenir (Rang) nagih utang ke Kangjin (sebenarnya utang orangtua-nya), segepok uang dalam amplop milik Rang tertinggal di kamar Kangjin. Awalnya dia nggak tahu kalo ada amplop itu. Pas dicari di rumah, ternyata ada.

Uang itu malah dikasih buat bayar lipstik ke Da-young (cewek temen sekolahnya dan merupakan temen sejak SD si Kangjin). Da-young ini berprofesi jadi escort buat nemenin om-om. Tapi bukan PSK ya. Jadi buat nemenin minum atau ngobrol doank gitu. Tapi temennya udah suudzon aja. Kalo ama om-om ya udah pasti gituan lah.

Dari sini, hidup Kangjin jadi nggak tenang. Dia diburu rente agar ngebalikin uangnya. Sayang, duit itu malah diambil Nam-young. Makin abis deh dia dibully.

Review sinopsis Film Korea Usury Academy

Rang, sang bos rentenir akhirnya bisa menangkap Kangjin. Karena duitnya udah ludes buat bayarin lipstik teman dan diambil Nam-young, Rang menawarkan pekerjaan buat Kangjin. Dia disuruh ngelakuin rente ke anak-anak sekolah. Bahkan ke gurunya. Kangjin langsung disegani teman hingga guru. Bahkan Nam-young sekalipun karena ia harus bayar duit amplop yang diambilnya. Kalo nggak, Kangjin bakal ke perusahaan orangtua Nam-young buat lapor kalo dia ngutang tapi ga bisa bayar. Malu dong.

Dan namanya lintah darat, pasti bunga pinjaman setinggi langit. Bayangin aja, kalo KUR BRI aja bisa di bawah 10 persen per tahun. Tapi lintah darat ini ngasih bunga 10 persen per minggu. Pokoknya setahun tuh bisa lebih dari 1000 persen deh.

Masalah muncul saat Kangjin dikhianati temennya. Dia juga pengen jadi bos rentenir di sekolah. Dan pengen bayaran tinggi kayak Kangjin.

Nam-young juga berhasil mengecoh teman-temannya yang ngutang. Dan menyuruh teman-teman untuk tidak bayar karena ada aturan anak di bawah umur di Korea Selatan tidak bisa ditagih utangnya. Akhirnya Kangjin kelabakan harus setor ke Rang, bos rentenir. Ia balik ke titik terendahnya lagi dalam hidup.

Apakah dia berhasil bangkit dan menyelesaikan utang-utang teman sekolah dan gurunya? Jangan lupa nonton yak.

Daftar Pemain Utama

Yoo Seon-ho sebagai Kang-jin (Siswa yang menjadi rentenir sekolah).

Kang Mi-na sebagai Da-young (Siswi yang terlibat dalam konflik Kang-jin).

Yoo In-soo sebagai Nam-young (Pelaku bullying yang menjadi rival Kang-jin).

Yoon Byung-hee sebagai Rang (Rentenir asli yang menjadi “mentor” gelap Kang-jin).

Tayang di Platform Mana?

Film ini sudah bisa kamu saksikan secara legal melalui layanan streaming Viu dan Vidio (mulai Desember 2025).

Pesan Penting dari Film Korea Usury Academy

1. Siklus Kekerasan: Kekuasaan yang didapat dari menindas orang lain (lewat finansial maupun fisik) hanya akan melahirkan dendam baru.

2. Bahaya Literasi Keuangan yang Buruk: Menunjukkan bagaimana remaja bisa terjebak dalam lubang hitam utang karena keinginan instan.

3. Kritik Sosial: Menyoroti bagaimana nilai kemanusiaan sering kali kalah oleh angka di saldo bank, bahkan di lingkungan pendidikan.

Apakah Berutang di Korea Itu Memalukan?

Dalam Review Sinopsis Film Korea Usury Academy disebutkan, di Korea orang akan malu jika meminjam uang. Secara sosiologis, jawabannya adalah Ya, secara tradisional dianggap sangat memalukan. Namun secara realitas ekonomi, Korea Selatan sedang mengalami krisis utang yang masif.

1. Budaya “Chemyeon” (Menjaga Muka)

Masyarakat Korea sangat memegang teguh konsep Chemyeon (harga diri/martabat). Mengakui bahwa seseorang tidak mampu secara finansial atau gagal membayar utang dianggap sebagai kegagalan moral yang mempermalukan tidak hanya diri sendiri, tapi juga keluarga.

Bukti Budaya: Dalam drama seperti Squid Game atau Usury Academy, karakter sering kali menyembunyikan utang mereka dari keluarga sampai detik terakhir karena rasa malu yang mendalam.

Snopsis Film Korea Usury Academy

2. Paradoks: “Debt Society”

Meskipun memalukan, data menunjukkan realitas yang kontras. Korea Selatan memiliki salah satu tingkat utang rumah tangga tertinggi di dunia.

Data Terbaru (2025): Berdasarkan data CEIC, utang rumah tangga Korea Selatan mencapai sekitar 92,7% dari PDB pada pertengahan 2025. Rasio utang Indonesia hingga Oktober 2025 mencapai 29,5% dari target batas 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini tuh persentase utang terhadap pendapatan. Kayak gaji kita Rp 1 juta, hanya diperbolehkan utang maksimal Rp 600 ribu. Dan Indonesia baru Rp 295 ribu. Tapi Korea udah Rp 920 ribu. Nyaris abis deh penghasilan negaranya buat nutupin utang.

Krisis Anak Muda: Survei tahun 2025 menunjukkan bahwa sekitar 84% anak muda yang mengalami kebangkrutan pribadi terjebak dalam pola “gali lubang tutup lubang” (meminjam uang hanya untuk membayar utang lama).

3. Bukti Sejarah: Gerakan Pengumpulan Emas (1997)

Bukti paling kuat betapa “malunya” bangsa Korea punya utang terlihat pada Krisis IMF 1997. Saat itu, jutaan warga Korea secara sukarela menyumbangkan perhiasan emas, cincin kawin, dan koin koleksi mereka kepada pemerintah untuk membantu melunasi utang negara kepada IMF. Bagi mereka, utang negara adalah beban moral kolektif.

Kesimpulan

Di Korea, utang adalah “shameful reality”. Orang-orang berusaha keras tampil kaya dan sukses di media sosial (flexing) untuk menjaga gengsi, meski banyak di antaranya yang hidup dengan limit kartu kredit yang sudah habis.

Kalo kalian, udah ngasih limit berapa rasio utang terhadap pendapatan? Atau malah nyaris nggak mau utang? Kalian ngutang biasanya untuk apa sih? Share yuk di kolom komentar.

By Didik Purwanto

Copywriter | Ghost Writer | ex Business Journalist | Farmer

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *