Reality Show University War, Adu Cerdas Mahasiswa Kampus Terbaik Korea

Sejak lama, pelajaran Matematika selalu menjadi momok bagi siswa. Pelajar merasa ketakutan saat menerima bahkan ujian dalam pelajaran tentang angka tersebut. Reality Show University War berhasil menghapus stigma negatif itu. Pelajaran yang biasanya menakutkan malah menjadi ajang adu kecerdasan mahasiswa kampus terbaik di Korea Selatan.

Reality Show University War

Sebenarnya sejak awal tahun lalu, reality show University War ini sudah wara-wiri di beranda media sosialku. Namun aku belum ada waktu untuk menontonnya secara penuh.

Nah, pas lagi ngabuburit, dibanding ngegosipin tetangga yang julid, mending nonton drama Korea yang nggak bikin mata sipit alias nangis mulu/galau mulu akibat cerita percintaan. Misalnya nonton reality show yang menambah pengetahuan.

Reality Show University War ini terbilang keren. Meski berasa kayak kuis-kuis yang sering tayang di layar kaca Indonesia, ajang yang pertama kali tayang di layanan siar Coupang Play itu menyuguhkan pertarungan seru mahasiswa-mahasiswi dari kampus bergengsi di Korea Selatan.

Sebenarnya reality show University War ini udah tayang di Korea Selatan sejak 3 November 2023. Namun baru booming di Indonesia sekitar Februari 2024. 

Untuk musim pertama ini muncul delapan episode yang bisa kalian habiskan bahkan hanya dalam semalam. Itu kalau kuat ya. Haha. Kalau nggak kuat ya jangan memaksa. Kan masih harus ibadah Ramadan dan beraktivitas seperti biasa.

Gosipnya, reality show University War yang diproduseri Heo Beom-hun, Kwon Young-won, Kim In-ji ini bakal menyuguhkan musim kedua. Diperkirakan bakal tayang pertengahan tahun ini. Semoga ada beneran ya.

Konsep Reality Show University War

Konsep reality show University War tersebut cukup sederhana. Mereka menampilkan masing-masing empat mahasiswa dari lima universitas/kampus di Korea Selatan. Ajang tersebut menguji kemampuan peserta dalam pelajaran Matematika, menghafal, logika, bahkan permainan ketangkasan. Acara ini uniknya dikemas dalam beragam tantangan.

Sama dengan konsep reality show yang lain, adu kecerdasan mahasiswa dari universitas terbaik di Korea Selatan ini harus menerima eliminasi dalam setiap babak. Tentunya, eliminasi hanya untuk tim yang nggak mampu menyelesaikan atau kalah dalam adu kecerdasan.

Beda dengan acara kuis biasa, reality show University War memberikan tayangan di belakang layar proses pengambilan strategi dalam setiap babak untuk masing-masing peserta. Jadi kita akan mengetahui strategi mereka dalam memenangkan tantangan. 

Kita pun bisa menyaksikan keseruan mereka dalam beradu argumentasi, memberikan opini, atau bahkan memberikan semangat agar tim mereka mampu melewati tantangan sulit. Apalagi pas mengetahui lawannya merupakan kampus bergengsi di Korea. Gengsi dong kalau sampai kalah. Mau ditaruh di mana muka mereka? Hehe.

Meski cuman permainan, masing-masing mahasiswa ini merasa bangga dan sunggguh-sungguh dalam membela nama baik kampusnya. Soalnya, tahu sendiri kalau masuk kampus bergengsi di Korea tuh susahnya minta ampun. Bahkan ada yang rehat setahun dulu untuk ikut ujian masuknya. Untung aja lolos. 

Lihat aja omongan Jung Hyun-bin, salah satu perwakilan SNU yang pernah mendapat skor sempurna (nilai 100 coyyy) dalam College Scholastic Ability Test (CSAT). Jadi CSAT (atau Suneung dalam bahasa Korea) ini kayak Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPBM) atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) atau entah lah namanya sekarang. Yang penting ujian masuk perguruan tinggi gitu loh.

Peserta Reality Show University War

Adu Cerdas Mahasiswa Kampus Terbaik Korea

Episode 1

Yuk mulai adu kecerdasannya deh. Di episode 1 reality show University War sudah muncul beberapa angka yang harus dijumlahkan. Oh ya, semua harus menjumlahkan tanpa coret-coret kertas/bahkan menggunakan kalkulator ya. 

Yup semua harus pakai memori otak. Siapa yang cepat menyelesaikan soal tersebut, dia yang akan menjadi kartu AS tim dan berhak mendapatkan keuntungan. 

Ternyata Jung Hyun-bin yang mampu menyelesaikan soal pertama tercepat hanya dalam 14,46 detik. Kuncinya, dia menghitung ratusan digit, puluhan digit, dan satuan digit secara terpisah. Setelah itu, menjumlahkan semuanya. Cara yang cerdas!

Game berikutnya menyelesaikan soal tentang bilangan prima. Ada yang masih ingat pelajaran ini? Hehe. Uniknya, mereka nggak hanya disuruh menebak bilangan prima yang telah disediakan, tapi disuruh menebak angka tersembunyi di dalam bilangan prima tersebut. Siapa yang berhasil menyebutkan angka tersembunyi, dia lah yang mendapatkan poin. Poin terbanyak menjadi pemenang. Kalian bisa menebak juga loh angka-angka dalam bilangan prima itu.

Tantangan episode 1 dimenangkan tim SNU. By the way, mereka mendapatkan keuntungan pada tantangan selanjutnya. Yaitu diperbolehkan menjawab 5 soal pertama dari 300 soal Matematika yang harus dijawab.

Episode 2

Sumpah, mendebarkan banget sih pas ngelihat aksi mereka menjawab pertanyaan dari soal tersebut. Bahkan Jerome Polin, si YouTuber Indonesia yang kuliah Matematika di Jepang pun mencoba menjawab tantangan tersebut.

Awalnya, SNU berhasil menyelesaikan soal dengan jawaban salah paling sedikit. Bahkan hanya satu soal yang salah. Namun saat harus cek ulang, mereka malah kalah cepat dengan tim Yonsei dan Korea University dalam memberikan jawaban yang benar. SNU menempati posisi ketiga deh.

Triknya, mereka memakai strategi debugging dengan memberikan jawaban 0 pada setiap lembar jawaban. Di situlah mereka akan menemukan soal mana saja yang berpotensi salah jawaban/benar jawabannya. Jadi mereka hanya akan memeriksa di bagian lembar yang salah itu saja. Otomatis nggak ngecek dari soal pertama hingga akhir.

Dua tim terbawah dalam tantangan tersebut ternyata dari KAIST dan Postech. Dua tim ini harus bersaing memperebutkan lima besar kampus yang ikut babak final. Otomatis, satu yang harus tersingkir yakni Posctech.

Yang menyedihkan saat perobekan poster foto tim bagi yang tereliminasi. Kayak perjuangannya harus terhenti gitu loh. Tapi kenapa foto mereka harus dirobek? Hiks.

Episode 3

Sudah senang-senang hanya tersisa empat tim, eh ternyata ada satu tim lagi yang akan masuk dan berkompetisi. Otomatis persaingan bakal lebih seru lagi.

Yang keren, kampus yang masuk sebagai pengganti Postech yang tereliminasi adalah Harvard Korea. Kampus ini semacam cabang Harvard di Korea Selatan gitu loh.

Terlihat dari pembicaraan, mereka juga fasih dalam bahasa Inggris. Bahkan ada satu momen, tim lain bakal kebingungan kalau harus berinteraksi dengan anak Harvard. “Mereka akan berbicara dalam bahasa Inggris/bahasa Korea ya? Aku nggak pandai bahasa Inggris. Repot kalau harus bicara dengan bahasa Inggris. Tapi seharusnya mereka berbicara bahasa Korea. Ini kan wilayah Korea.” 

Kembali ke tantangan. Di episode ketiga ini punya soal yang aku saja nggak ngerti. Maklum subtitle yang diberikan Loklok, memakai bahasa yang nggak aku mengerti. Bahkan Jung Hyun-bin saja baru bisa menjawab di urutan 10 lebih.

Kondisi yang sama juga terjadi pada tim Harvard. Kampus paling bergengsi di Amerika yang punya cabang di Korea ini malah menyisakan perwakilan terakhirnya di seleksi tersebut.

“Aku yakin kalian semua bisa mengalahkan tim Harvard. Tapi aku yakin SNU adalah kampus terbaik di Korea.”

Episode Selanjutnya

Untuk reality show University War episode selanjutnya, kalian bisa nonton sendiri ya. Bisa cek di aplikasi Loklok, baik App Store maupun Google Play.

Banyak keseruan di sana yang masih berkaitan dengan angka. Misalnya menebak angka yang sama dengan teori probabilitas, menghapal 28 kombinasi empat digit angka untuk membuka gembok, hingga menjawab soal dari kombinasi rumus di kotak gembok.

Selain itu, mencari jalan keluar tercepat dari papan permainan yang memanfaatkan teman/balok sebagai penghalang dan bidak lawan. Ada pula menemukan pola yang sama dalam puluhan gambar acak. 

Hadiah Reality Show University War

Seperti game show atau acara kuis lainnya, reality show University War juga menjanjikan hadiah fantantis. Di awal acara, pemandu sudah menyebut hadiah bagi pemenang senilai 40 juta won. Kalau dikonversi ke nilai rupiah saat ini, jumlahnya sekitar Rp 470 juta.

Karena satu tim terdiri atas empat orang, maka masing-masing peserta akan mendapatkan sekitar 10 juta won atau sekitar Rp 117 juta. Namun hadiah tersebut bukan dalam uang tunai. Pihak penyelenggara menjanjikan beasiswa pendidikan yang menjamin pemenang akan makin jenius dan mendapatkan kesempatan kerja yang gemilang.

Pelajaran Dari Reality Show University War

Usahakan berdoa sebelum melakukan sesuatu. Aku salut pada Jung Hyun-bin yang nggak mau diganggu saat dia berdoa (atau entah bermeditasi) jelang tantangan. Cara ini juga dilakukan tim lain meski tidak semua peserta melakukan. Atau mungkin nggak tersorot kamera. 

Dalam setiap tantangan, perlu ketenangan dalam bertindak. Contohnya, sejak episode awal hingga episode tereliminasi, Heo Sung-bin dari KAIST yang selalu memotivasi dan menenangkan timnya untuk selalu sabar dan tenang dalam bertindak. Kalau dipikir-pikir, mukanya tuh kayak Chanyeol dari EXO. Iya nggak sih? Wkwk

Pentingnya komunikasi. Dalam setiap tantangan, selalu ada komunikasi dua arah bahkan lebih di antara tim. Masing-masing dapat mengemukakan pendapat terkait strategi terbaiknya. Kemukakan juga kelemahan strategi yang diberikan sehingga teman dapat memberikan solusi.

Atasi kecanggungan. Emang sih peserta yang ikut reality show University War ini nggak hanya mahasiswa baru, tapi ada juga yang masuk 2020, alias udah masuk semester akhir tuh. Awalnya, mereka memakai bahasa formal untuk tegur sapa. Lama-lama dibuatlah pembicaraan santai agar terkesan lebih mencairkan suasana. Lagi pula, mereka kan di sini kompetisi. Yang penting, keluarkan pendapat kalau tak sepakat. Tapi jangan asal berdebat kalau tak memiliki manfaat.

Tetap santai dalam setiap tantangan. Asli sih. Biasanya ya, anak genius tuh selalu nerd. Dengan gaya berpakaian rapi, pakai kacamata tebal dan pakai mimik muka serius. Anehnya, SNU yang menjadi kampus terbaik di Korea Selatan punya perwakilan yang anaknya easy going banget. Bahkan Hyun-bin si super smart itu juga masih bisa diajak bercanda dan menenangkan teman-temannya. Malah anak Harvard yang cenderung serius, terutama Ray. Mungkin dia tertekan karena jadi kepala tim sih.

Selalu rendah hati. Dalam setiap kemenangan tantangan, usahakan jangan jumawa atau tinggi hati. Cara ini kembali diperlihatkan Hyun-bin saat bolak-balik memenangkan tantangan. Ia hanya senyum dan bahkan tertunduk saat disebut temannya bahkan lawan mainnya sebagai anak super pintar.

Bahkan Hyun-bin tersipu malu dan bilang jangan saat Kyung Do-hyun menyebut akan memberikan nama anaknya nanti, Hyun-bin karena dianggap sebagai orang yang pintar. Harapannya, anaknya nanti juga akan dan melebihi kepintaran Hyun-bin.

BACA JUGA:

1. Review Film Drakor Numbers
2. Review Drakor Twinkling Watermelon
3. Review The Escape of the Seven War for Survival
4. Raup Laba Kafe Korea
5. Konser TXT di Indonesia

Pengalaman Dengan Angka

Aku dulu pernah dapat nilai nol saat pertama masuk kelas 1 SD. Malu dan menggerutu di jalan. Ngambek di rumah sampai nggak mau makan. Abis itu berjanji jangan pernah dapat nol lagi sampai sekarang. 

Mungkin agak trauma juga dengan nilai nol. Jadi sengaja nggak ambil jurusan IPA/IPS waktu SMA meski nilaiku masuk. Aku sengaja ambil jurusan bahasa karena ingin menghindari angka.

Pas kerja jadi copywriter, sebenarnya udah enak-enak menulis tentang lifestyle (baik kuliner, tekno, fitness, kesehatan hingga budaya). Eh tiba-tiba si bos merotasi aku ke bagian ekonomi yang mengurus bursa saham, asuransi, investasi hingga makro mikro ekonomi negara. Mampus deh kena karma! Hahaha.

Bagaimana pengalaman kalian dengan angka? Menyenangkan/menyedihkan nih? Share yuk.