-
Toyota-Suzuki Kaji Konsolidasi
Toyota dan Suzuki sedang melakukan pembicaraan tentang kemungkinan kemitraan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Industri automotif global kini semakin ketat sehingga sektor kendaraan Jepang kemungkinan mewacanakan konsolidasi. Toyota sebagai produsen mobil terbesar di dunia mengumumkan kemitraan dengan Suzuki meski belum merinci kemitraan tersebut. Namun banyak yang menyarankan kemitraan bisa fokus keselamatan baru dan teknologi lingkungan. “Lingkungan industri automotif sekitarnya telah berubah drastis dan cepat yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata pernyataan bersama dari Toyota dan Suzuki. “Dengan demikian, industri bekerja tidak hanya berurusan dengan penelitian dan pengembangan (R&D) konvensional, tapi juga R&D untuk teknologi maju dan masa depan di bidang, termasuk lingkungan.” Toyota mengaku ketinggalan pasar di beberapa daerah di…
-
Laba Hyundai Tertekan Penjualan
Laba Hyundai Motor tertekan penjualan pada 2016. Penjualan pada kuartal kedua 2016 turun 1,5 persen menjadi 1,76 triliun won (sekitar US$ 1,55 miliar atau Rp 19,5 triliun) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan laba tersebut sudah 10 kuartal berturut-turut. Laba operasi perusahaan, termasuk afiliasi Kia naik tipis 0,6 persen menjadi 1,76 triliun won. Namun perusahaan masih menjadi produsen mobil terbesar kelima di dunia. Laba bersih kuartalan Hyundai tertekan penjualan telah jatuh sejak awal 2014. Karena pelambanan penjualan di China serta peningkatan persaingan di pasar global. Khususnya melawan perusahaan pesaing dari Jepang. Perusahaan automotif Jepang diuntungkan karena pelemahan yen. Di sisi lain, penjualan Hyundai tertekan karena pelemahan mata uang lokal…
-
Suzuki Manipulasi Standar BBM
Suzuki mengaku menemukan perbedaan standar efisiensi BBM dan pengujian emisi. Namun perusahaan membantah sengaja memanipulasi data untuk mendorong kendaraannya tampak lebih efisien. Kejadian ini mirip seperti Mitsubishi dan Volkswagen (VW) beberapa waktu lalu. Hingga kini Kementerian Transportasi Jepang telah memerintahkan semua mobil domestik untuk mematuhi metode pengujian pemerintah. Namun pemain utama seperti Nissan, Toyota, Honda, dan Mazda telah membantah melakukan kesalahan. Suzuki hingga kini mengakui tidak menggunakan metode pengujian yang diperlukan pemerintah. “Setiap kesalahan, seperti manipulasi data efisiensi bahan bakar tidak ditemukan. Beberapa perbedaan yang ditemukan dalam proses uji emisi mobil dan efisiensi bahan bakar masih sesuai prosedur pemerintah dan apa yang Suzuki lakukan,” kata pernyataan perusahaan. Suzuki lantas…
-
Nissan Akuisisi Mitsubishi
Nissan mengumumkan rencana pembelian 34 persen saham Mitsubishi senilai US$ 2,2 miliar (sekitar Rp 29,04 triliun). Rencana ini menjadi penyelamat bagi Mitsubishi setelah skandal manipulasi efisiensi bahan bakar. Berdasarkan kesepakatan, Nissan akan menjadi pemegang saham Mitsubishi Heavy Industries yang memiliki sekitar 20 persen saham produsen Mitsubishi. Nissan yang kini berafiliasi dengan produsen mobil Prancis Renault juga mengalami penurunan penjualan menjadi sekitar 9,5 juta unit per tahun. Keduanya masih berkomitmen beroperasi sebagai perusahaan independen. Produsen dengan penjualan mobil tertinggi yakni Toyota (10,15 juta unit), Volkswagen (9,9 juta unit), General Motors yang menjual Chevrolet dan Cadillac sekitar 9,8 juta unit. “Transaksi ini menjadi keuntungan bagi kedua perusahaan dan peluang menaikkan pertumbuhan,”…
-
Dampak Skandal Mitsubishi Meluas
Mitsubishi Motors menyatakan, dampak skandal manipulasi standar efisiensi bahan bakar kendaraan meluas hampir setiap model yang dijual di Jepangs sejak 25 tahun terakhir. Laporan tersebut memicu pertanyaan tentang ukuran skandal yang berdampak pada krisis bagi kinerja Mitsubishi. Mengutip sumber perusahaan yang tidak disebutkan namanya, surat kabar Asahi Jepang mengatakan, puluhan model kendaraan yang dijual di Jepang telah terpengaruh sejak 1991, termasuk sedan dan kendaraan jenis SUV seperti model Pajero. Asahi juga menyatakan, uji ulang perusahaan telah menemukan efisiensi bahan bakar telah dilebih-lebihkan lebih dari 15 persen dari standar. Bulan lalu Mitsubishi mengakui pengujian bahan bakar yang tidak tepat selama bertahun-tahun. Karyawan yang tidak disebutkan namanya memanipulasi data untuk mendorong beberapa…
-
Toyota Perkirakan Laba Turun
Toyota memeringatkan laba bersih tahunan akan turun sepertiga akibat penguatan yen dan pelambanan pertumbuhan China dan pasar negara berkembang. Penurunan laba pertama kali bagi Toyota sejak lima tahun terakhir ini diperkirakan mencapai 1,5 triliun yen (US$ 13,8 miliar) untuk tahun keuangan yang berakhir Maret 2017. Laba tersebut turun 35 persen dari rekor laba bersih yang dicapai sebelumnya 2,31 triliun yen. Penjualan tahun ini juga akan turun hampir tujuh persen meski Toyota mengharapkan mampu menjual lebih banyak unit secara global. Presiden Toyota Akio Toyoda mengatakan, penurunan laba tidak memerhitungkan dampak penutupan pabrik terkait gempa mematikan di Jepang bulan lalu. Penurunan hanya disebabkan penguatan yen karena Toyota juga banyak melakukan bisnis…
-
Bisnis Mitsubishi Semakin Suram
Profesor bisnis di Universitas Hitotsubashi, Hideyuki Kobayashi mengatakan, masa depan kinerja Mitsubishi Motors tergantung keseimbangan bisnis setelah kasus kecurangan tes bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraannya. Kasus tersebut menempatkan perusahaan ke titik terendah. “Saya benar-benar berpikir masa depan Mitsubishi Motors suram. Anda sangat konyol membeli mobil Mitsubishi setelah ini (skandal) meski ini bukan pertama kali terjadi,” katanya yang sempat menulis buku tentang perusahaan namun menyembunyikan kasus itu. Pada 2005, produsen SUV Outlander dan Lancer ini sempat di ambang kebangkrutan setelah menemukan cacat kendaraan sehingga memicu kecelakaan fatal. Kelompok Mitsubishi sempat memberikan dana talangan untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Namun dalam skandal ini, kemungkinan perusahaan akan mendapat denda besar, tuntutan hukum,…
-
Perusahaan Jepang Mulai Tumbang
Satu per satu perusahaan Jepang mulai tumbang, entah karena bermasalah atau pun diakuisisi perusahaan lain. Produsen mobil Jepang Mitsubishi mengakui telah memalsukan standar konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang melibatkan lebih dari 600 ribu kendaraannya. Skandal ini mirip seperti Volkswagen (VW) yang terjadi sejak tahun lalu namun terkait emisi. Kejadian manipulasi standar konsumsi BBM menandai pukulan terbaru bagi industri automotif Jepang setelah perusahaan onderdil Takata menimbulkan 11 korban akibat kantung udara meledak serta skandal standar akuntansi di Toshiba. Mitsubishi akan menghentikan produksi dan penjualan, khususnya terkait model kendaraan yang terkena dampak. Perusahaan juga memeringatkan jumlah kendaraan akan meningkat seiring pemeriksaan lanjutan, terutama di luar Jepang. “Kami tidak benar menguji…